Dekati Rp 15000, Rupiah Terlemah dalam 1 bulan Lebih

mae, CNBC Indonesia
Jumat, 19/05/2023 15:09 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terpuruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini. Pada perdagangan Jumat (19/5/2023), mata Uang Garuda ditutup di posisi Rp 14. 920/US$1 atau melemah 0,40%.

Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 3 April 2023 atau tujuh pekan terakhir atau lebih dari satu bulan.  Rupiah tidak pernah menguat dalam lima hari perdagangan dan masih berlanjut hari ini.

Dalam sepekan rupiah melemah 1,18%. Artinya, rupiah sudah melemah dalam tiga pekan beruntun. Pelemahan pekan ini ini jauh lebih besar dibandingkan pada dua pekan sebelumnya di mana rupiah terkoreksi 0,51% dan 0,03%.


Melemahnya rupiah tak bisa dilepaskan dari menguatnya dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar AS menguat tajam ke 103,38 pada hari ini, dibandingkan 103,58 pada perdagangan kemarin.

Dolar menguat setelah pasar berbalik arah dalam memproyeksi kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 36,7% suku bunga akan dinaikkan 25 basis poin menjadi 5,25% - 5,5% pada bulan depan.

Kondisi ini berbanding terbalik pada bulan lalu di mana pasar mulai memproyeksikan ada pemangkasan sukiu bunga pada Juni.

Proyeksi berbalik arah setelah sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pernyataan hawkish. Data tenaga kerja AS juga masih kencang.

Pada pekan yang berakhir pada 13 Mei terdapat 242.000 pengajuan klaim pengangguran. Jumlah tersebut turun dibandingkan pekan sebelumnya yakni 264.000 serta tak sejalan ekspektasi pasar yakni 254.000.

Dengan klaim pengangguran yang menurun maka pasar tenaga kerja AS diperkirakan masih panas dan inflasi akan sulit turun dengan cepat.

Sebelumnya, Presiden The Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan dirinya merasa "nyaman" jika The Fed harus menaikkan suku bunga lagi pada Juni mendatang untuk menekan inflasi.

Pernyataan ini memperpanjang pernyataan Chief Cleveland Loretta Mester mengatakan The Fed belum pada titik di mana mereka merasa perlu untuk menahan suku bunga.

Senada, Presiden Fed Dallas Lorie Logan juga mengatakan inflasi saat ini tidak turun cukup tajam untuk mendukung pivot keijakan.

Gubernur Fed Philip Jefferson mengatakan terlalu dini untuk melakukan pivot kebijakan hanya berdasarkan data saat ini.

Nilai tukar rupiah bahan diproyeksi masih melemah ke depan.

Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 (KEM PPKF RAPBN 2024), pemerintah mengasumsikan nilai tukar rupiah dalam KEM PPKF RAPBN 2024 sebesar Rp 14.700/US$ hingga Rp 15.300/US$.

Asumsi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target di dalam Undang-Undang APBN 2023 yang mencapai Rp 14.800/US$.

"Prospek pasar keuangan domestik, termasuk pergerakan nilai tukar rupiah dan yield surat berharga pemerintah akan sangat dipengaruhi dinamika pasar global, termasuk meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memaprakan KEM PPKF RAPBN 2024, Jumat (19/5/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcidonesia.com


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS