
Manajemen Pastikan Data dan Dana Aman, Saham BRIS Ngacir

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank syariah yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terpantau melesat lebih dari 4% pada perdagangan sesi I Jumat (19/5/2023), setelah sebelumnya terkoreksi parah selama dua hari beruntun dan juga sempat ditutup stagnan.
Hingga pukul 11:30 WIB, saham BRIS melonjak 4,06% ke posisi Rp 1.665/unit. Saham BRIS pada sesi I hari ini bergerak direntang harga Rp 1.615 - 1.675.
Saham BRIS sudah ditransaksikan sebanyak 6.894 kali dengan volume sebesar 33,04 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 54,58 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 76,81 triliun.
Hingga pukul 11:30 WIB, di order bid atau beli, terdapat 2.437 lot antrian di harga Rp 1.660/unit ata sekitar Rp 404,5 juta. Sedangkan antrian beli terbanyak berada di harga Rp 1.645/unit, yakni sebanyak 17.936 lot antrian atau sekitar Rp 2,95 miliar.
Sementara di order offer atau jual, terdapat 1.329 lot antrian di harga Rp 1.665/unit. Adapun antrian jual terbanyak berada di harga Rp 1.700/unit, yang mencapai 19.321 lot antrian atau sekitar Rp 3,28 miliar.
Pada perdagangan Senin dan Selasa pekan ini, saham BRIS sempat terkoreksi parah hingga berkisar 4%-6% karena adanya dugaan kebocoran data nasabah dan ancaman serangan siber ransomware yang sempat menyerang Bank Syariah Indonesia atau BSI.
Dugaan kebocoran data nasabah muncul dari kelompok ransomware LockBit pada Selasa lalu di situs dark web. Total data yang dibocorkan mencapai 1,5 TB mencakup data nasabah dan karyawan BSI.
Data yang disebar hanya sebagian kecil, sementara data-data penting lainnya akan digunakan dalam eksploitasi selanjutnya.
Namun, manajemen BSI memastikan data dan dana nasabah dalam kondisi aman sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal dan aman.
"Kami berharap nasabah tetap tenang karena kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami juga akan bekerjasama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data," kata Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo dalam siaran pers, Selasa (16/5/2023).
Setelah siaran pers tersebut, keesokan harinya yakni pada perdagangan Rabu lalu, saham BRIS mulai kembali pulih meski pada akhir perdagangan hanya mampu ditutup stagnan.
Kemudian pada hari ini, saham BRIS akhirnya berhasil bangkit setelah sempat terpuruk akibat kasus peretasan atau serangan siber ransomware.
Di lain sisi, Sutanto, Komisaris BSI, telah melepas kepemilikan sahamnya sebanyak 1.500.000. Mengutip keterbukaan informasi, harga per saham saat transaksi itu sebesar Rp 1.750, lantas total nilai jual mencapai Rp 2,62 miliar.
Sebelum transaksi, kepemilikannya tercatat sebanyak 2.098.000 saham atau sebesar 0,0045%. Setelah transaksi, kepemilikannya tersisa 598.000 saham atau sebesar 0,0013%. Maka, koleksi sahamnya telah berkurang sebanyak 0,0032%.
"Tujuan dari transaksi, keperluan keluarga. Status kepemilikan saham, kepemilikan langsung," jelas Sutanto dalam keterbukaan informasi yang dikutip Jumat (19/5/2023).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jumat Berkah, Saham BSI (BRIS) Lompat 5%, Volume Tebal!
