Bursa Asia Menghijau Lagi, tapi Hang Seng-Shanghai Malah Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
19 May 2023 09:13
Men look at stock quotation boards outside a brokerage in Tokyo, Japan, December 5, 2018.  REUTERS/Issei Kato     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Pria melihat papan kutipan saham di luar broker di Tokyo, Jepang, 5 Desember 2018. REUTERS / Issei Kato

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Jumat (19/5/2023), di tengah sentimen global mulai membaik, terutama terkait kemajuan permasalahan plafon utang Amerika Serikat (AS).

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China yang melemah pada pagi hari ini. Hang Seng merosot 0,97%, sedangkan Shanghai melemah 0,26%.

Sementara sisanya cenderung menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,7%, Straits Times Singapura bertambah 0,49%, ASX 200 Australia tumbuh 0,49%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,65%.

Dari Jepang, data inflasi pada periode April terpantau mengalami kenaikan, didorong oleh banyaknya perusahaan yang menaikkan harga produk mereka pada awal tahun bisnis mereka.

Inflasi Jepang pada bulan lalu naik menjadi 3,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Maret lalu sebesar 3,2%. Angka ini juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 3,2%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi Negeri Sakura juga naik menjadi 0,6%, dari sebelumnya sebesar 0,3% pada Maret lalu dan juga lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,1%.

Adapun untuk inflasi inti Jepang secara nasional naik 3,4% (yoy) pada bulan lalu, dari sebelumnya pada Maret lalu sebesar 3,1%. Angka ini sejalan dengan perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Pembacaan itu muncul beberapa hari setelah data menunjukkan ekonomi Jepang tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal I-2023 karena konsumsi yang meningkat setelah Covid-19.

Harga yang solid dan data pertumbuhan memberikan ruang bagi Gubernur bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ), Kazuo Ueda untuk secara bertahap menghapus kebijakan ultra-longgar pendahulunya.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah cerahnya kembali bursa saham AS, Wall Street kemarin, di mana pasar optimis bahwa permasalahan terkait plafon utang bisa diselesaikan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,34%, S&P 500 melesat 0,94%, dan Nasdaq Composite berakhir melonjak 1,51%.

Hal ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme bahwa kesepakatan plafon utang AS dapat dicapai dalam beberapa hari.

Presiden AS, Joe Biden memastikan bahwa negara yang dipimpinnya tidak akan mengalami gagal bayar (default). Pasalnya parlemen telah memberi lampu hijau plafon utang akan berlanjut.

Kepastian mengenai kenaikan plafon utang AS disampaikan langsung oleh Ketua Parlemen AS Kevin McCarthy.

"Saya pikir, akhirnya kita tidak mengalami gagal bayar utang," ujar McCarthy seperti dikutip CNBC Internasional, Kamis (18/5/2023).

Hal senada juga disampaikan Joe Biden dalam sambutannya di Gedung Putih. "Kami akan bersatu, karena ini bukan alternatif. Setiap pemimpin di ruangan memahami konsekuensi dari kegagalan," ujarnya.

Biden berbicara beberapa menit sebelum dia meninggalkan Washington untuk kunjungan singkat ke Asia, di mana dia berencana menghadiri KTT G7. Dia juga mengatakan akan mengadakan konferensi pers pada Minggu mendatang sekembalinya dia untuk berbagi tentang negosiasi terbaru.

Pidato Ketua DPR dan Presiden menjadi tanda terbaru bahwa negosiasi yang sempat terhenti selama berbulan-bulan kini bergerak ke fase yang lebih serius dan konkret, dan berpotensi mendekati kesepakatan.

Di lain sisi, data ekonomi menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat, hal ini menjadi dorongan bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga.

Data terbaru menunjukkan beberapa perlambatan ekonomi AS menyusul serangkaian kenaikan suku bunga The Fed untuk melawan inflasi yang tinggi. Tetapi sementara pasar memperkirakan penurunan suku bunga pada akhir tahun.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular