Awal Pekan Bursa Asia Masih Loyo, Tanda IHSG Bakal Longsor?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
15 May 2023 08:42
A man paues in front of an electric screen showing Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 5, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali dibuka melemah pada perdagangan Senin (15/5/2023), di mana masih belum membaiknya sentimen global menjadi penyebab investor masih menahan selera risikonya.

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang terpantau menguat yakni 0,5%.

Sedangkan sisanya melemah. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,5%, Shanghai Composite China turun tipis 0,06%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,25%, ASX 200 Australia turun 0,15%, dan KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,51%.

Bursa Asia-Pasifik yang masih cenderung melemah terjadi di tengah lesunya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street akhir pekan lalu, dipicu oleh kekhawatiran atas plafon utang AS dan data ekonomi yang cenderung mengecewakan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun tipis 0,03%, S&P 500 melemah 0,16%, dan Nasdaq Composite berakhir terkoreksi 0,36%.

Koreksi Wall Street terjadi setelah data pembacaan awal dari indeks sentimen konsumen Universitas Michigan periode Mei 2023, di mana data tersebut turun ke level terendah enam bulan di 57,7, dari sebelumnya pada April lalu di angka 63,5

Hal ini menandakan bahwa konsumen di AS cenderung lebih pesimis pada bulan ini karena inflasi yang masih meninggi dan masalah di industri perbankan yang membebani sentimen.

Di lain sisi, investor juga mengawasi Washington karena kekhawatiran seputar negosiasi plafon utang tetap ada. CNBC International melaporkan bahwa pertemuan antara Presiden Joe Biden dan para pemimpin Kongres AS yang ditetapkan pada Jumat lalu ditunda hingga minggu depan.

"Tidak ada satu pun sektor yang bergerak meyakinkan ke arah mana pun, mencerminkan kurangnya keyakinan secara umum di pasar," kata Joe Cusick, spesialis portofolio dan wakil presiden senior di Calamos Investments, dikutip dari CNBC International.

Biden dijadwalkan akan bertemu dengan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy serta pimpinan tinggi Kongres lainnya untuk membahas penyelesaian utang pada Selasa besok.

Seperti diketahui, pemerintahan Biden tengah dipusingkan dengan jalan buntu penyelesaian utang selama berbulan-bulan.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen kembali mendesak Kongres untuk menaikkan batas utang federal senilai US$ 31,4 triliun guna mencegah default atau gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, hal tersebut akan memicu 'malapetaka' ekonomi global.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular