Commodity News

Harga Minyak Dunia Siap Mendidih Lagi Karena Ini.....

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
12 May 2023 09:20
RDMP Kilang Balikpapan. (Doc Pertamina)
Foto: RDMP Kilang Balikpapan. (Doc Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kembali naik pada awal perdagangan Jumat (12/5/2023) setelah sempat terkoreksi pada perdagangan. Miyak menguat karena meningkatnya kekhawatiran pasar atas krisis plafon utang Amerika Serikat (AS) dan perbankan regional AS.

Harga minyak mentah WTI menguat hingga 0,89% ke posisi US$71,5 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka menguat hingga 2,58% ke posisi US$77,41 per barel.

Pada perdagangan Kamis (11/5/2023), minyak WTI ditutup melemah 2,33% ke posisi US$70,87 per barel sementara minyak brent juga melemah 1,54% ke posisi US$75,46 per barel.

Pasar minyak kembali menguat di awal perdagangan Asia pada hari Jumat dimana para pedagang melakukan short-covering menjelang akhir pekan.

Selain itu, perkiraan permintaan minyak global OPEC untuk tahun 2023 tetap stabil untuk bulan ketiga. 

Permintaan minyak dunia pada 2023 diproyeksi meningkat sebesar 2,33 juta barel per hari (bph), atau 2,3%, ucap Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanannya. Hampir tidak berubah dari perkiraan 2,32 juta barel per hari bulan lalu.

"Penyesuaian dilakukan karena kinerja ekonomi China yang lebih baik dari perkiraan, sementara wilayah lain diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan karena tantangan ekonomi yang cenderung membebani permintaan minyak," ucap OPEC dalam laporan tersebut.

Putaran baru untuk pengurangan produksi minyak yang diumumkan pada 2 April 2023 oleh beberapa anggota OPEC+ dinilai gagal mendorong harga minyak. pasalnya harga sempat  terpukul oleh kenaikan suku bunga The Fed dan kekhawatiran atas plafon utang AS.

Pengumuman tersebut adalah laporan bulanan terakhir sebelum OPEC+ mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 4 Juni 2023.

Permintaan minyak China sekarang diperkirakan naik 800.000 bpd. Jumlah tersebut naik dari perkiraan 760.000 bpd bulan lalu.

Angka pertumbuhan global, bagaimanapun, tidak berubah selama tiga bulan berturut-turut dan OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 2,6%.

Namun, ada potensi risiko penurunan seperti inflasi dan peningkatan pembayaran utang dari suku bunga yang lebih tinggi.

"Selain itu, masalah pagu utang AS sejauh ini belum terselesaikan, masalah yang dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi," sebut OPEC dalam komentar ekonominya.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Merana Karena Amerika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular