Market Commentary

Saham Bank Digital Melesat, Ini Penyebabnya!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 10/05/2023 11:00 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank bank digital secara mayoritas bergairah pada perdagangan sesi I Senin (10/5/2023), di tengah masih beragamnya pergerakan saham bank besar di Indonesia.

Dari enam saham bank digital di RI, hanya satu yang cenderung stagnan.

Berikut pergerakan bank digital pada perdagangan sesi I hari ini.


EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Neo CommerceBBYB6053,42%
Bank Raya IndonesiaAGRO4282,88%
Bank Aladin SyariahBANK1.4051,08%
Bank JagoARTO2.3300,87%
Allo Bank IndonesiaBBHI1.3000,78%
Bank MNC InternasionalBABP790,00%

Sumber: RTI

Hingga pukul 10:41 WIB, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) memimpin penguatan saham bank digital pada pagi hari ini, yakni melonjak 3,42% ke posisi harga Rp 605/saham.

Sedangkan untuk saham bank digital berkapitalisasi pasar besar (big cap) yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) menguat 0,87% menjadi Rp 2.330/saham.

Membaiknya kinerja keuangan saham-saham bank digital turut menjadi sentimen positif pada hari ini.

Salah satunya yakni saham ARTO, yang meraup laba bersih sepanjang tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp 17,5 miliar. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, angka tersebut turun 8% (year-on-year/yoy).

Kemudian, saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) telah mencatatkan laba bersih sepanjang kuartal I-2023 mencapai Rp 90,49 miliar, tumbuh 21% (yoy).

Bergairahnya saham bank digital RI pada pagi hari ini juga terjadi meski pergerakan saham bank besar di Indonesia masih cenderung bervariasi.

Di lain sisi, optimisme pasar jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) juga menopang saham bank digital pada sesi I hari ini.

Inflasi Negeri Paman Sam pada April lalu diperkirakan bertahan di 5% secara tahunan (yoy), sama seperti periode sebelumnya.

Sedangkan untuk inflasi inti AS diperkirakan tumbuh tipis sebesar 5,5% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya di 5,6% (yoy). Data inflasi penting untuk diperhatikan karena berhubungan dengan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam pertemuan FOMC mendatang.

Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar hari ini menanti rilis data penjualan ritel periode Maret 2023 yang diperkirakan tumbuh positif 1,4% dibandingkan sebelumnya 0,6%.

Proyeksi pertumbuhan ritel yang tetap positif sejalan dengan optimisme konsumen yang meyakini ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif ke depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Lanjut Menghijau, Tembus Level 7.100-an