Lari Kencang Lima Hari, Harga CPO Kehabisan Tenaga

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 10/05/2023 09:35 WIB
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau turun di sesi awal perdagangan Rabu (10/5/2023). Pelemahan sekaligus memutus penguatan selama lima hari sebelumnya.  

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 1,18% ke posisi MYR 3.762 per ton pada pukul 09:00 WIB. Artinya, CPO kembali bergerak di zona MYR 3.700.

Pada perdagangan Selasa (9/4/2023) harga CPO ditutup melesat 1,2% ke posisi MYR 3.807 per ton. Harga CPO sudah menguat 5,72% sepekan, melesat 14,05% secara bulanan, namun masih terkoreksi 8,79% secara tahunan.


Turunnya harga CPO dipicu oleh aksi profit taking setelah harganya terbang lima hari dengan penguatan menembus 14%. Melemahnya harga sawit juga sejalan dengan minyak nabati saingannya yang juga turun.

Harga CPO juga melemah karena proyeksi melandainya permintaan global yang tercermin dari ekspor dari negara produsen atau impor dari pembeli.

Reutersmelaporkan impor CPO India ambruk 30% (month to month/mtm) pada April 2023 menjadi 508.000 ton. Jumlah terseut adalah yang terendah dalam 14 bulan terakhir.

Sebagai catatan, impor India pada Maret 2023 tercatat 728.530 ton.Impor India pada April juga jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata bulannya dalam lima bulan terakhir yakni 879.000.

Di sisi lain, para pedagang yang memperkirakan ekspor bakal melambat. Seperti diketahui, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) dijadwalkan akan merilis data untuk pasokan dan permintaan April pada hari ini.

Survei menunjukkan ekspor yang melambat di tengah penurunan tajam dalam persediaan dan produksi.

"Pasar memperkirakan penurunan yang mungkin terjadi pada akhir April dan perubahan cuaca yang datang bersamaan dengan munculnya El Nino," kata Paramalingam Supramaniam, direktur broker Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor dikutip dari Reuters.

Banyak yang bersiap untuk sentimen bullish, mengarah ke short-covering yang terlihat minggu ini.

"Kami memperkirakan produksi tidak akan kembali normal dalam waktu dekat, sehingga stok akhir akan tetap rendah dan itu akan membuat harga bertahan," tambahnya.

Di sisi lain, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,6%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,1%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,1%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

PBB mengatakan tidak ada kapal yang diperiksa pada Minggu atau Senin di bawah kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam yang aman, yang diancam Moskow akan dihentikan pada 18 Mei karena hambatan ekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri.

Dari dalam negeri, pasokan dari Indonesia diperkirakan meningkat setelah pemerintah merelaksasi aturan ekspor.

Indonesia merelaksasi ekspor CPO setelah mengurangi Domestik Market Obligation (DMO). Besaran DMO dilakukan pengurangan dari 450 ribu ton per bulan yang berlaku sampai akhir April 2023, kembali ke 300 ribu ton per bulan.

Berdasarkan analis teknis Reuters Wang Tao, harga CPO mungkin turun menjadi MYR 3.634 per ton, karena gagal menembus resistensi di MYR 3.817 per ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(aum/aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Belajar Dari Negeri Jiran, Ini Cara Pabrik Sawit Atasi Masalah