
Sesi II, IHSG Siap Jajal Resistance Terdekat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil sepanjang sesi I, Selasa (9/5), dan berulang kali mencoba rebound ke zona hijau. Kendati, IHSG akhirnya ditutup melemah tipis 0,01% ke 6.768,73 pada akhir sesi.
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 298 saham naik, 232 turun, dan 189 mendatar.
Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp5,15 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 13,04 miliar saham.
Pergerakan indeks diwarnai oleh berbagai sentimen, salah satunya pelaku pasar masih mencermati rilis inflasi Amerika Serikat (AS) periode April 2023 yang diperkirakan bertahan di 5% secara tahunan (year-on-year/yoy), atau sama seperti periode Maret lalu.
Sedangkan untuk inflasi inti AS diperkirakan bisa tumbuh tipis sebesar 5,5% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya di 5,6% (yoy).
Data inflasi penting untuk diperhatikan karena data tersebut akan digunakan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menentukan arah kebijakan suku bunga berikutnya.
Semalam, bursa global juga bergerak beragam seiring pelaku pasar yang masih menanti solusi dari pemerintah AS terkait masalah plafon utang. Hari ini, Presiden AS, Joe Biden bersama Kongres AS akan melakukan pertemuan membahas solusi dari masalah tersebut.
Dari dalam negeri, ada sentimen positif berupa rilis data keyakinan konsumen membaik per April 2023 pada pagi tadi.
Survei Konsumen Bank Indonesia pada April 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2023 sebesar 126,1, lebih tinggi dibandingkan dengan 123,3 pada Maret 2023.
"Menguatnya optimisme konsumen didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan," papar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, Selasa (9/5/2023).
Hal tersebut tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) April 2023 yang masing-masing tercatat sebesar 116,6 dan 135,5, lebih tinggi dari 113,1 dan 133,5 pada bulan sebelumnya.
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada sesi I, berhasil bertahan di atas level support 6.742 dan beberapa kali mencoba menembus resistance terdekat di 6.776 - 6.778.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 42,48.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di atas garis sinyal dengan kecenderungan menyempit.
Pada sesi II, IHSG berpeluang kembali bergerak mixed dengan potensi menguat apabila mampu mendekati resistance 6.776. Namun, apabila gagal, IHSG berpotensi melemah dengan support terdekat di 6.742.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat