
Pasar Tenaga Kerja AS Tebar Ancaman, Rupiah Jadi Liar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bergerak liar melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Senin (8/5/2023), pelaku pasar merespon rilis data tenaga kerja AS serta menanti data cadangan devisa Indonesia hari ini.
Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 0,14% ke Rp 14.650/US$. Tetapi tidak lama, pada pukul 9:03 WIB rupiah berbalik melemah 0,07% ke Rp 14.680/US$.
Pada Jumat malam lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang April perekonomian Amerika Serikat mampu menyerap 253.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls). Angka tersebut jauh lebih tinggi dari estimasi Wall Street sebanyak 180.000 orang.
Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4% dari bulan sebelumnya 3,5%. Padahal, Wall Street memproyeksikan naik menjadi 3,6%. Tingkat pengangguran 3,4% ini menyamai rekor terendah sejak 1969.
Kemudian rata-rata upah per jam naik 0,5% month-to-month, lebih tinggi dari ekspektasi 0,3% sekaligus tertinggi dalam satu tahun terakhir. Secara year-on-year, rata-rata upah tersebut naik 4,4% juga lebih tinggi dari ekspektasi 4,2%.
Dalam kondisi normal, pasar tenaga kerja yang kuat dengan rata-rata upah yang tinggi tentunya menjadi kabar baik. Tetapi, dalam kondisi "perang" melawan inflasi hal itu menjadi buruk bahkan bisa sangat buruk.
Rata-rata upah per jam yang masih naik tinggi tentunya membuat daya beli masyarakat tetap kuat. Alhasil, inflasi menjadi sulit turun.
The Fed yang sebelumnya mengindikasikan akan menghentikan kenaikan suku bunganya kini muncul lagi "benih-benih" pengetatan lebih lanjut.
Selain itu dari dalam negeri, data cadangan devisa (Cadev) bisa mempengaruhi pergerakan rupiah.
Pada bulan lalu, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2023 adalah sebesar US$ 145,2 miliar, naik US$ 4,9 miliar dari Februari. Cadev tersebut sudah naik lima bulan beruntun dengan total US$ 15 miliar, dan mendekati rekor tertiggi sepanjang masa US$ 146,9 miliar.
Kenaikan Cadev artinya BI punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah jika mengalami gejolak. Stabilitas rupiah menjadi penting bagi investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia, sebab risiko kerugian kurs menjadi bisa diminimalisir.
Posisi cadangan devisa juga bisa menunjukkan seberapa sukses instrumen operasi moneter Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE) yang diterapkan BI sejak awal Maret sukses menarik dolar AS milik eksportir yang diparkir di luar negeri.
Kabar baiknya, operasi moneter tersebut mulai menunjukkan hasil positif. Dalam lelang yang dilakukan BI, eksportir sudah mulai memasukkan valas mereka ke tenor 6 bulan. Artinya, dengan tenor panjang yang semakin diminati, maka dolar AS milik eksportir akan lebih lama parkir di dalam negeri. Stabilitas rupiah pun bisa lebih terjaga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
