Laba Emiten Kimia Lautan Luas Jeblok 11%, Gara-Gara Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten distributor bahan kimia PT Lautan Luas Tbk (LTLS) mencatat penjualan pada kuartal I tahun 2023 sebesar Rp 1,85 triliun. Penjualan tersebut terkoreksi 11% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Dari tiga segmen bisnis utama Lautan Luas, pada kuartal I 2023 segmen distribusi menyumbang sebanyak 44.6% dari penjualan, manufaktur menyumbang sebesar 47,3% serta segmen pendukung & jasa mencapai 8%.
Investor Relation LTLS, Eurike Hadijaya menjelaskan, perseroan akan meneruskan strategi pertumbuhan kinerja berkelanjutan yang telah dicanangkan di 2023. Pihaknya akan memperbarui teknologi, melakukan pengembangan produk dan pengembangan pasar.
"Kami optimis kinerja kami akan tetap meningkat di periode-periode berikutnya," kata Eurike dalam keterangan resminya, Kamis (4/5).
Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba sebanyak single digit pada 2023. Hal itu seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang sedang disiapkan perseroan.
Lautan Luas menyediakan bahan-bahan kimia dasar dan khusus terutama pada industri pengolahan air, makanan minuman dan perawatan pribadi & rumah. Industri sektor makanan minuman, air bersih dan personal home care tetap menjadi fokus industri LTLS kedepannya.
Hingga saat ini LTLS telah mendistribusikan lebih dari 1.000 produk kimia, dan melayani lebih dari 2.000 pelanggan industrial di seluruh Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Sekitar 90% penjualan Lautan Luas adalah untuk pasar Indonesia, dengan sisanya berfokus di kawasan Asia yang masih baik pertumbuhannya.
"Dimulai dari suplai produk, mengoperasikan pusat pengolahan air baik kawasan industry maupun residential yang didukung dengan perpaduan teknologi Perseroan bersama Organo Jepang," tambahnya.
Meski demikian, margin laba kotor Perseroan meningkat dari sebelumnya 17,3% pada kuartal IV-2022, menjadi 18,5% pada kuartal pertama tahun ini.
Dengan penurunan penjualan mengakibatkan laba bersih LTLS juga ikut terkoreksi. Adapun laba bersih yang dicapai untuk kuartal I-2023 sejumlah Rp 51 miliar. Meskipun laba terkoreksi, rasio net debt terhadap equity dari 0,4x di Desember 2022 menjadi 0,3x di Maret 2023.
Membaiknya rasio tersebut juga terlihat dari menurunnya jumlah hutang dari Rp 1.374 miliar di periode 2022 menjadi Rp 1.262 miliar di kuartal I-2023. Serta meningkatnya jumlah kas dari Rp 237 miliar menjadi Rp 336 miliar didukung dengan stabilnya ratio net debt terhadap EBITDA sebesar 1,47x.
Dari sisi EBITDA meningkat dari sebelumnya Rp 137 miliar di kuartal IV-2022 menjadi Rp 161 miliar di kuartal I-2022. Sedangkan untuk arus kas dari hasil operasi cukup stabil di Rp 166 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
(rob/ayh)