
IHSG Lompat 0,77% Menuju 7.000, Ini Dia Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan sesi I hari ini (27/4/23). IHSG naik 0,77% menjadi 6.963,65 secara harian.
Sebanyak 279 saham menguat, 244 saham melemah sementara 197 lainnya mendatar. Hingga istirahat siang, nilai transaksi mencapai sekitar Rp. 5,7 triliun dengan melibatkan 13,81 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak satu juta kali.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv mayoritas sektor menguat, hanya empat sektor yang turun dengan sektor Energi memimpin penguatan sebesar 5,49%.
Saham milik Bayan Resources terpantau menjadi movers utama IHSG sebesar 44,83 indeks poin disusul Gojek Tokopedia 15,91 indeks poin. Selain itu Bank Rakyat Indonesia juga berkontribusi 12,68 indeks poin sementara Unilever Indonesia dan Bank Mandiri masing-masing menyumbang 4 dan 1,2 indeks poin.
Pergerakan pasar saham Indonesia hari ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri.
Mayoritas bursa Wall Street masih berada di zona merah, meskipun indeks Nasdaq sudah menghijau. Hijaunya Nasdaq, yang menjadi tempat bernaung perusahaan teknologi, diharapkan dapat membawa angin segar bagi perusahaan teknologi Tanah Air. Namun, analis AS masih pesimis terhadap kinerja perusahaan teknologi, meskipun raksasa teknologi seperti Microsoft dan Meta masih membukukan pendapatan yang di atas ekspektasi.
Selain itu, pergerakan indeks Dow Jones dan S&P juga dapat membuat pasar keuangan Indonesia muram hari ini, karena pasar kini melihat ekonomi AS akan melandai. AS pada Rabu malam (26/4/2023) merilis data pemesanan barang modal untuk Maret, di mana pemesanan dari perusahaan AS - di luar industri pesawat dan militer - terkontraksi 0,4% (mtm), lebih buruk dari ekspektasi pasar yang memperkirakan koreksi 0,1%.
AS juga akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 malam nanti pukul 19:30 WIB. Sejumlah polling menunjukkan ekonomi Negara Paman Sam akan melandai atau bahkan terkontraksi pada Januari-Maret 2023, meskipun ekonomi AS tumbuh cukup tinggi 2,9% (year on year/yoy) pada kuartal IV-2022.
Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen penting akan datang dari laporan keuangan perbankan serta peredaran uang. Dua bank besar Tanah Air hari ini akan mengumumkan laporan keuangan kuartal I-2023 yakni PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Perbankan Indonesia mencatatkan kinerja luar biasa pada 2022, di mana laba bersih BCA melonjak 29,6% menjadi Rp 40,7 triliun dan BRI mencatatkan lonjakan laba sebesar 67,15% menjadi Rp 51,4 triliun.
Namun, sentimen positif tersebut mungkin dapat diredam oleh data uang beredar pada Maret 2023 yang akan dirilis oleh Bank Indonesia hari ini. Data uang beredar pada Februari hanya tumbuh 7,9% (yoy), melandai dari 8,2% pada Januari 2023. Jika pertumbuhan uang beredar melandai pada Maret, kondisi ini harus menjadi warning bagi pertumbuhan konsumsi, padahal konsumsi masyarakat merupakan salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, harga batu bara yang kembali menguat 1,69% ke level US$ 190 kemarin juga dapat membawa sentimen positif bagi pasar saham Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat