
5 Saham Big Cap Ini Bantu IHSG Keluar Dari Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berbalik arah ke zona hijau menjelang penutupan perdagangan sesi I Kamis (27/4/2023), setelah sebelumnya sempat terkoreksi di awal perdagangan sesi I hari ini.
Per pukul 11:48 WIB atau 12 menit sebelum sesi I berakhir, IHSG menguat 0,82% ke posisi 6.966,86. IHSG berusaha untuk mencoba menembus level psikologis 7.000 pada hari ini.
Secara sektoral, sektor industri memimpin penguatan yakni sebesar 1,79%, disusul sektor kesehatan sebesar 0,82%.
Selain itu, ada lima saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang membuat IHSG berhasil rebound pada hari ini.
Berikut saham-saham yang membantu IHSG menguat.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | 46,91 | 23.725 | 11,12% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 12,81 | 5.100 | 1,49% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 12,09 | 103 | 8,42% |
Unilever Indonesia | UNVR | 4,28 | 4.400 | 7,32% |
Bank Mandiri | BMRI | 1,22 | 5.225 | 0,48% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Tiga saham big cap menjadi penopang IHSG terbesar pada sesi I hari ini, yakni saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar 46,91 indeks poin, kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 12,81 indeks poin, dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebesar 12,08 indeks poin.
Selain ketiga saham big cap tersebut, ada pula saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sebelumnya pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka melemah 0,16% di posisi harga 6.899,19. Namun beberapa menit setelah dibuka, IHSG berbalik arah ke zona hijau. Kemudian sekitar pukul 11:00 WIB, penguatan IHSG pun semakin bertambah.
Pergerakan pasar saham Indonesia hari ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, sayangnya, sentimen yang berasal dari luar negeri lebih banyak bernuansa negatif.
Mayoritas bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street masih berada di zona merah, meskipun indeks Nasdaq sudah menghijau. Hijaunya Nasdaq, yang menjadi tempat bernaung perusahaan teknologi, diharapkan dapat membawa angin segar bagi perusahaan teknologi Tanah Air.
Namun, analis AS masih pesimis terhadap kinerja perusahaan teknologi, meskipun raksasa teknologi seperti Microsoft dan Meta masih membukukan pendapatan yang di atas ekspektasi.
Selain itu, koreksinya indeks Dow Jones dan S&P 500 menandakan bahwa pelaku pasar global cenderung masih wait and see.
Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen dari perilisan laporan keuangan perbankan raksasa menjadi salah satu penopang IHSG, di mana dua bank raksasa Tanah Air telah merilis laporan keuangan pada kuartal pertama pagi hari ini.
Adapun kedua bank raksasa tersebut yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Terpantau, perbankan Indonesia mencatatkan kinerja luar biasa pada 2022, di mana laba bersih BBCA melonjak 29,6% menjadi Rp 40,7 triliun. Sedangkan laba bersih BBRI melejit 67,15% menjadi Rp 51,4 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir
