Market Commentary

Mau Bagi Dividen, Saham INDY Malah Ambles & Sentuh ARB?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 April 2023 14:53
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara yakni PT Indika Energy Tbk (INDY) terpantau ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi II Rabu (26/3/2023).

Per pukul 14:40 WIB, saham INDY ambles 6,79% ke posisi harga Rp 2.610/unit. Bahkan, saham INDY sudah menyentuh ARB sejak awal perdagangan hari ini.

Saham INDY sudah ditransaksikan sebanyak 2.686 kali dengan volume sebesar 7,84 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 20,56 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 13,6 triliun.

Hingga pukul 14:40 WIB, di order offer atau jual, terdapat 88.142 lot antrian di harga Rp 2.610/unit, di mana pada harga ini juga menjadi antrian jual terbanyak pada pagi hari ini.

Namun di order bid atau beli, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham INDY sudah menyentuh ARB.

Belum diketahui penyebab pasti amblesnya saham INDY hari ini. Namun, amblesnya saham INDY hingga menyentuh ARB terjadi di tengah bergairahnya saham-saham batu bara di RI pada hari ini. Bahkan, amblesnya saham INDY terjadi di tengah rencana perseroan yang akan membagikan dividen.

Sebelumnya, Indika Energy telah menyetujui pembagian dividen final sebesar US$ 73,16 juta atau setara Rp 1,08 triliun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (19/4/2023) pekan lalu. Dividen ini setara dengan Rp 208 per saham.

Dalam keterangan resminya, manajemen INDY menyatakan bahwa jika dividen interim sebesar US$ 40 juta yang telah dibayarkan pada Agustus 2022 juga diperhitungkan, maka total dividen tunai yang dibagikan oleh INDY mencapai US$ 113,2 juta, atau sekitar 25% dari laba bersih INDY tahun buku 2022.

Pada tahun 2022, INDY mencatat Laba Bersih sebesar US$ 452,7 juta, dan laba inti sebesar US$ 521,2 juta.

Melalui anak usahanya, Kideco Jaya Agung (Kideco), INDY telah mengalokasikan 28% dari total produksinya untuk kebutuhan dalam negeri, melebihi ketentuan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 25%.

Pada tahun yang sama, INDY mencatatkan pendapatan sebesar US$ 4,33 miliar, melesat 41,2% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar US$ 3,06 miliar.

Kenaikan pendapatan ini terutama disebabkan oleh naiknya harga jual batu bara dengan indeks batu bara Indonesia (ICI) 4 pada tahun 2022 menjadi US$ 86,1 per ton atau melejit 30,7%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indika Energy (INDY) Gelar RUPST, Intip Potensi Dividen yang Dibagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular