BI Ramal Kredit Naik 10,4% di 2023, Sinyal Positif Saham Bank
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengeluarkan survei terbaru soal perbankan. Kredit perbankan pada 2023 diperkirakan bakal naik 10,%. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari 2022 yang sebesar 11,4%.
Dalam survei tersebut, BI mengatakan pertumbuhan kredit 2023 akan lebih tinggi dari realisasi 2021 yang hanya 5,2%. Dalam surveinya yang terbit Rabu (26/4/2023) BI menyatakan, pada Q2 2023 penyaluran kredit baru bank akan meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini dilihat dari saldo bersih tertimbang (SBT), perkiraan permintaan kredit baru yang mencapai 99,77%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 63,7%.
Peningkatan kredit ini terkonfirmasi dari meningkatnya hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU). Dalam surveinya BI menyebutkan pada Q2 2023 prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.
Pada jenis kredit konsumsi, kredit kepemilikan rumah/ apartemen jadi prioritas utama.
Selain kredit, BI dalam surveinya menyebutkan dana pihak ketiga (DPK) juga akan naik di kuartal II 2023. Pertumbuhan DPK meningkat seiring dengan kenaikan tabungan di perbankan.
Standar penyaluran kredit pada triwulan II 2023 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,1%. Kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih ketat, antara lain pada aspek suku bunga kredit, premi kredit berisiko, dan persyaratan administrasi.
Hasil survei juga menunjukkan jika responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,4% (yoy), tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4% (yoy). Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.
(Zefanya Aprilia/ayh)