Analisis Teknikal

Tunggu Rapat BI, IHSG Berpotensi Lesu Jelang Lebaran

Putra, CNBC Indonesia
18 April 2023 08:30
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Senin (17/4/23). IHSG berakhir turun 0,45% menjadi 6.787,58 secara harian.

Sebanyak 282 saham melemah, 227 saham menguat, sementara 214 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 9 triliun dengan melibatkan 14 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.

Pada Senin, IHSG sempat dibuka menguat namun dalam beberapa menit langsung melemah hingga ditutup koreksi. Dalam lima hari perdagangan IHSG terapresiasi 0,24%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks masih membukukan pelemahan sebesar 0,92%.

Meski melemah, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv mayoritas sektor menguat, hanya empat sektor yang turun dengan sektor Finansial memimpin penurunan sebesar 0,76%.

Perdagangan pasar saham di Indonesia yang hanya berlangsung selama dua hari pada pekan ini menjelang lebaran membuat suasananya cenderung sepi, sehingga pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga masih cenderung sideways, meski terlihat terkoreksi.

Sentimen soal rilis data neraca dagang tampaknya tak mampu menyelamatkan IHSG dari zona merah pada Senin kemarin

Pada Senin, sekitar pukul 11.00 WIB,Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Maret 2023 mencapai US$ 2,91 miliar. Posisi surplus ini dicapai setelah impor Indonesia tercatat US$23,50 miliar lebih rendah dari ekspor sebesar US$ 20,59 miliar.

Namun, surplus neraca perdagangan diperkirakan mengecil pada Maret 2023. Surplus menyusut karena melandainya ekspor serta di sisi lain impor meningkat menjelang Lebaran.

Surplus ini jauh lebih rendah dari konsensus pasar yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia dari 14 lembaga. Lembaga tersebut memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Maret 2023 sebesar US$ 4,19 miliar.

Surplus tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Februari 2023 yang mencapai US$ 5,48 miliar. Karena itu, neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 35 bulan beruntun.

Hingga sesi istirahat siang ini, koreksi IHSG tampaknya mengikuti pergerakan bursa global seperti Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu dan bursa Asia-Pasifik pada hari ini.

Tiga indeks utama Wall Street kompak berakhir di zona merah pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat (14/3/2023). Indeks Dow Jones Industrial Average turun 143,22 poin atau 0,42% menjadi 33.886,47. indeks S&P 500 turun 8,58 poin atau 0,21% ke level 4.137,64. Dan indeks Nasdaq Composite melorot 42,81 poin atau 0,35%, menjadi 12.123,47.

Investor masih cenderung khawatir bahwa data ekonomi dan tenaga kerja yang telah dirilis pekan lalu masih menunjukkan beragam.

Sejumlah data ekonomi AS seperti penjualan ritel, produksi industri dan sentimen konsumen pun masih bervariasi dan memperkuat harapan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga 25 basis poin (bp) lagi pada pertemuan kebijakan bulan depan.

Ekspektasi tersebut digarisbawahi oleh Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic, yang mengatakan kenaikan bunga 25 bp dapat memungkinkan The Fed untuk mengakhiri siklus pengetatannya.

Namun, para investor saat ini tetap bertaruh bahwa The Fed bakal mengambil jalur dovish, dengan pemangkasan suku bunga diproyeksikan dimulai musim panas nanti.

Di lain sisi, para investor akan menunggu efek kick off musim laporan laba (earnings season) perusahaan AS terhadap Wall Street dan bursa global.

Sebagian investor percaya musim laporan keuangan perusahaan AS, terutama perbankan kakap, yang solid bisa menjadi pendongkrak saham.

Wajar saja, sektor perbankan menjadi sorotan usai kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) cs dan kasus merger raksasa bank Swiss Credit Suisse ke UBS pada Maret lalu.

Hari ini, investor akan menunggu keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) pada 14.30 WIB.

Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga acuan untuk tiga bulan beruntun.BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pada Selasa dan Rabu pekan ini (17-18 April 2023).

Konsensus pasar yang dihimpunCNBC Indonesiamemproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Kubu MH Thamrin sudah mengerek suku bunga sebesar 225 bps sejak Agustus hingga menjadi 5,75% pada Januari 2023.

Suku bunga kemudian dipertahankan pada level tersebut pada pertemuan Februari dan Maret.

Suku bungaDeposit Facilitykini berada di posisi5,00%, dan suku bungaLending Facilitysebesar 6,50%.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Senin, IHSG sekali lagi gagal menembus resistance kuat MA 50 (6.812), seperti beberapa hari terakhir.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 50,06.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di atas garis sinyal dengan kecenderungan menyempit.

Sedangkan, histogram kembali membentuk bar positif, walaupun dengan ukuran yang masih tergolong kecil.

IHSG hari ini berpotensi bergerak mixed dengan potensi melemah dengan support kuat di 6.745. Apabila tertembus, support selanjutnya di level psikologis 6.700.

Adapun, level resistance berupa MA 50 (6.812).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular