Investor Tunggu Data Ekonomi Baru, Bursa Asia Dibuka Lesu

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 April 2023 08:45
Bursa Asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin (17/4/2023), di tengah sikap investor yang menanti keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang bakal bersikap lebih dovish.

Hingga pukul 08:30 WIB, hanya indeks Straits Times Singapura dan ASX 200 Australia yang terpantau menghijau. Straits Times naik 0,1%, sedangkan ASX 200 menguat 0,4%.

Sementara sisanya terpantau melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,11%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,51%, Shanghai Composite China turun tipis 0,05%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,19%.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas terkoreksi terjadi menyusul bursa saham AS, Wall Street yang juga terkoreksi pada perdagangan akhir pekan lalu, dipicu oleh serangkaian data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang masih beragam.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,42%, S&P 500 terkoreksi 0,21%, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,35%

Investor masih cenderung khawatir bahwa data ekonomi dan tenaga kerja yang telah dirilis pekan lalu masih menunjukkan beragam.

Sejumlah data ekonomi AS seperti penjualan ritel, produksi industri dan sentimen konsumen pun masih bervariasi dan memperkuat harapan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga 25 basis poin (bp) lagi pada pertemuan kebijakan bulan depan.

"Produksi industri dan utilisasi kapasitas lebih kuat dari yang diharapkan. Keduanya menunjuk ke ekonomi yang masih memiliki semangat, yang memberi Fed perlindungan untuk melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga pada Mei hingga Juni," kata Bruno.

Ekspektasi tersebut digarisbawahi oleh Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic, yang mengatakan kenaikan bunga 25 bp dapat memungkinkan The Fed untuk mengakhiri siklus pengetatannya.

Namun, para investor saat ini tetap bertaruh bahwa The Fed bakal mengambil jalur dovish, dengan pemangkasan suku bunga diproyeksikan dimulai musim panas nanti.

Di lain sisi, investor di AS masih memantau perilisan kinerja keuangan perusahaan pada periode kuartal pertama 2023, di mana pendapatan bank-bank besar AS seperti Citigroup Inc, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co mengalahkan ekspektasi, diuntungkan dari kenaikan suku bunga dan mengurangi kekhawatiran akan tekanan dalam sistem perbankan.

Saat ini, para investor akan menunggu efek kick off musim laporan laba (earnings season) perusahaan AS terhadap Wall Street dan bursa global.

Sebagian investor percaya musim laporan keuangan perusahaan AS, terutama perbankan kakap, yang solid bisa menjadi pendongkrak saham.

Wajar saja, sektor perbankan menjadi sorotan usai kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) cs dan kasus merger raksasa bank Swiss Credit Suisse ke UBS pada Maret lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular