Tunggu Data Ekonomi RI, IHSG Siap Jajal 'Penghalang' Terdekat

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 17/04/2023 08:32 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis selama pekan lalu, di tengah sentimen soal mendinginnya inflasi AS pada Maret.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 0,38% selama sepekan ke posisi 6.818,57.

Selama minggu lalu, IHSG menguat 2 kali dan 3 kali memerah.


Usai sempat beberapa kali melorot ke level psikologis 6.700, IHSG akhirnya kembali ke atas level psikologis 6.800 ketika menguat 0,49% secara harian pada Jumat (14/4).

 

Investor asing melakukan pembelian bersih (net buy) hingga Rp2,75 triliun di pasar reguler selama pekan lalu.

Sebagai informasi, menurut data Departemen Ketenagakerjaan AS, inflasi AS mendingin pada Maret seiring kenaikan suku bunga AS tampaknya semakin terlihat dampaknya.

Menurut data Departemen Ketenagakerjaan AS, Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,1% pada Februari, sedikit lebih rendah dibandingkan estimasi Dow Jones 0,2%.

Sementara, inflasi tahunan mencapai 5%, lebih rendah dari estimasi 5,1%. Ini bisa memberikan The Fed ruang untuk kembali menghentikan sejenak kenaikan suku bunga pada bulan depan.

Data tersebut menunjukkan, inflasi memang masih di atas target 2% The Fed, tetapi setidaknya mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Investor akan menunggu rapat FOMC The Fed pada minggu pertama Mei untuk melihat langkah bank sentral Negeri Paman Sam tersebut ke depan.

Menurut alat FedWatch CME Group, pasar cenderung memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga 25 bps bulan depan.

Selama pekan yang singkat ini, karena adanya libur menjelang lebaran mulai Rabu (19/4), investor domestik terutama akan memerhatikan sejumlah rilis data ekonomi dan pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).

Pada Senin ini (17/4), sekitar pukul 11.00 WIB, akan ada rilis data neraca dagang RI per Maret yang diproyeksikan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, kendati masih akan mencatatkan surplus.

Menurut proyeksi ekonom yang dihimpun Trading Economics, neraca dagang RI pada Maret akan surpus US$3,9 miliar. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan US$5,48 miliar pada Februari.

Kemudian, pada Selasa (18/4), BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI terkait keputusan suku bunga acuan. Proyeksi ekonom yang disurvei Reuters (14/4) menyebut, BI akan kembali menahan suku bunga untuk kali ketiga beruntun di level 5,75%.

Survei Reuters tersebut menyebut, BI akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga di 5,75% hingga akhir tahun ini seiring bank sentral RI tersebut mengevaluasi dampak kenaikan suku bunga terhadap inflasi.

Inflasi RI sendiri sudah mulai mendingin sejak September tahun lalu, kendati data Maret yang sebesar 4,97% masih di atas target BI di rentang 2%-4%.

Dalam rapat Maret lalu, BI sendiri percaya diri bahwa kenaikan 225 basis poin (bps) selama Agustus 2022 hingga Januari 2023 cukup untuk menekan inflasi.

Sementara dari luar, terutama AS, musim laporan keuangan Wall Street juga akan menjadi perhatian investor.

Sejumlah data lainnya, termasuk PMI manufaktur, akan menjadi warna bagi pasar saham global selama sepekan ini.

Analisis Teknikal

Foto: Refinitiv
IHSG Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Jumat (14/4), IHSG berhasil membentuk candle hijau yang lumayan besar dan bertahan di atas MA 50 (6.813). Namun, IHSG masih belum mampu ditutup menembus MA 100 yang menjadi resistance terdekat (6.826).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 53,64.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di atas garis sinyal dengan kecenderungan menyempit.

Sedangkan, histogram kembali membentuk bar positif, walaupun dengan ukuran yang masih tergolong kecil.

IHSG hari ini berpotensi bergerak mixed dengan potensi penguatan asalkan sanggup menembus resistance berupa MA 100 (6.826). Apabila gagal, level support terdekat berada di MA 50 (6.813) dan level psikologis 6.800.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tunggu Kabar Penting The Fed, IHSG Tumbang ke Zona Merah