India Jadi Tumpuan Besar untuk Genjot Harga Batu Bara

Maesaroh, CNBC Indonesia
Senin, 10/04/2023 06:55 WIB
Foto: Seorang buruh India tersenyum ketika dia beristirahat saat memuat batu bara ke dalam truk di Dhanbad, sebuah kota di India timur di negara bagian Jharkhand, Jumat, 24 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menguat dalam tiga pekan beruntun. Namun, upaya batu bara mempertahankan kenaikan harga menghadapi tantangan berat pekan ini.

India diharapkan menjadi penggerak utama pasar pada pekan ini selain China. Namun, lagi-lagi perkembangan di Eropa bisa menekan harga batu bara.

Pada Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Kamis (6/4/2023), harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 203,25 per ton. Harganya melandai 2,98%.


Perdagangan ditutup pada Jumat untuk memperingati Jumat Agung.

Pelemahan pada Kamis berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 2,4% pada Rabu (5/4/2023). Pelemahan pada Kamis juga semakin menegaskan betapa harga batu bara sangat labil pada pekan lalu.

Dalam sepekan terakhir, harga batu bara melemah dua hari dan menguat tiga hari.

Secara keseluruhan, harga batu bara menguat 5,31% pada pekan lalu.  Penguatan tersebut sekaligus memperpanjang tren positif batu bara. Pada pekan sebelumnya, harga pasir hitam juga 0,34% dan dua pekan sebelumnya melonjak 9,88%.

Kenaikan pada pekan lalu ditopang oleh membaiknya permintaan dari Asia serta proyeksi cuaca yang lebih dingin di Eropa.

Permintaan dari Asia, terutama India kemungkinan masih kencang pada pekan ini. Pasalnya, India tengah mempersiapkan diri menghadapi musim panas pada April-Juni mendatang.

Namun, proyeksi melemahnya permintaan dari India setelah April atau pada beberapa bulan mendatang akan menekan harga batu bara.

Impor batu bara India menjadi 148,58 juta ton pada April 2022-Februari 2023. Jumlah tersebut melonjak 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 112,38 juta ton.

Impor batu bara kokas naik 7,69% menjadi 50,50 juta ton.

Pada Februari 2023, impor batu bara non-kokas tercatat 11,68 juta ton. Jumlah tersebut melambung 24% dibandingkan pada Februari 2022. Impor batu bara kokas pada Februari 2023 naik 9,2% menjadi 4,4 juta ton.

Besarnya impor batu bara India sejalan dengan lonjakan permintaan listrik Negara Bollywood. Produksi listrik India pada tahun fiskal 2022/2023 menembus 1591,11 miliar kilowat-hours (kWh) atau naik 8,4%.

Produksi listrik dari pembangkit batu bara mencapai 1162,91 miliar kWh, atau naik 11,2%. Jumlah tersebut setara dengan 73% dari total listrik India.

Namun, impor diperkirakan melandai dalam beberapa bulan ke depan karena pasokan domestik yang memadai dan tingginya impor pada Februari 2023.

Produksi batu bara India menembus 107,84 juta ton pada Maret 2023, melonjak 12,03% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

India adalah konsumen batu bara terbesar kedua di dunia setelah China sehingga akan sangat menentukan pergerakan harga.

Dengan produksi yang meningkat maka impor bisa saja berkurang sehingga permintaan global ikut melemah. Harga batu bara pun melandai.

Untuk pasar Eropa, permintaan sepertinya masih lemah. Ambruknya harga gas bsa terus menekan harga batu bara pekan ini.

Selain India, China juga diharapkan mampu mengerek harga batu bara pada pekan ini. Namun, permintaan dari China masih akan sangat tergantung pada seberapa cepat industri baja mereka berkembang.

Harga batu bara juga akan sangat ditentukan oleh perkembangan harga gas. Batu bara merupakan sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) turun 2,7% sehari menjadi 43,13 euro per mega-watt hour (MWh) pada Kamis kemarin.

Dengan terus melemahnya harga gas maka negara-negara Eropa lebih memilih menggunakan gas dari pada batu bara.

Produksi listrik dari pembangkit batu bara di sejumlah negara juga dikabarkan turun, terutama di Jerman.  Pasokan batu bara di pelabuhan ARA (Amsterdam, Rotterdam, Antwerp) juga masih memadai.

Pada pekan lalu, pasokan tercatat 5,7 juta ton, naik 3,1% dibandingkan pekan sebelumnya.  Pasokan sulit turun karena semakin berkurangnya permintaan batu bara dari sejumlah pembangkit di Eropa.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcidonesia.com


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Emiten Batu Bara Amankan Ekspor Saat Harga Mendingin