Investor Banyak yang Wait and See, Bursa Asia Tetap Nge-gas
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan Jumat (7/4/2023) di tengah banyaknya pasar tutup merayakan Jumat Agung.
Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,17% dan JP Topix terapresiasi 0,21%. Di pasar Korea Selatan, Kospi naik 1,27% dan Kosdaq menghijau 1,67%.
Sementara, di China daratan, Shanghai Composite terkerek 0,45% dan Shenzhen Component 0,85%. Bursa saham Indonesia, Australia, Hong Kong, Singapura, dan India tutup hari ini.
Sepanjang hari, investor menanti rilis data tenaga kerja nonfarm payrolls (NFP) AS pada Jumat malam nanti waktu Indonesia.
Data ini akan menjadi acuan investor untuk melihat langkah selanjutnya yang akan dilakukan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), soal kebijakan suku bunga.
Melansir CNBC International, Jumat (7/4), data tenaga kerja AS yang dirilis ADP sebelumnya menunjukkan gaji perusahaan swasta AS tumbuh lebih rendah dari yang diharapkan pada Maret lalu.
Laporan Departemen Ketenagakerjaan AS pada minggu ini juga menunjukkan jumlah lowongan kerja yang tersedia jatuh di bawah 10 juta pada Februari untuk kali pertama dalam hampir 2 tahun.
Angka pemutusan hubungan kerja (PHK) juga melonjak hampir lima kali lipat sepanjang 2023 dari tahun lalu.
Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, juga tutup pada Jumat waktu setempat untuk memperingati Jumat Agung.
Pada Kamis waktu AS, indeks Dow Jones menguat tipis 2,57 poin atau 0,01% ke 33.485,29.Indeks Nasdaq menanjak 0,76% atau 91,1 poin ke posisi 12.087,96 dan indeks S&P 500 terapresiasi 14,64 poin atau 0,36% ke 4.105,02.
Salah satu penggerak utama bursa Wall Street adalah data tenaga kerja Amerika Serikat.
Data terbaru menunjukkan jika klaim pengangguran justru turun. Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran berkurang 18.000 menjadi 228.000 pada pekan yang berakhir pada 1 April 2023.
Jumlah tersebut sebenarnya di atas ekspektasi pasar yakni berkisar di 200.000. Salah satu penyebabnya adalah adanya revisi data yang disesuaikan.
Ada revisi ke atas jumlah klaim pengangguran sekitar 48.000 pada pekan sebelumnya menjadi 246.000. AS melakukan penyesuaian perhitungan dari 2018 dan setiap revisi biasanya menghasilkan perhitungan yang lebih tinggi.
Lebih sedikitnya klaim menunjukkan jika data tenaga kerja AS mungkin tidak akan 'mendingin' secepat dugaan orang meskipun data sebelumnya justru menunjukkan pemburukan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(mae/mae)