
IHSG Jeblok dan Keluar Dari Zona Psikologis, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan hari ini, Kamis (6/4/23) keluar zona psikologis 6.800. Indeks turun 0,39% menjadi 6.792,76 secara harian.
Sebanyak 323 saham melemah, 204 saham menguat sementara 200 saham lainnya tidak bergerak. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 21,8 triliun dengan melibatkan 22 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali.
Hari ini IHSG bergerak volatil dan sempat menyentuh level terendah di 6.786,28. Dalam lima hari perdagangan terjadi koreksi IHSG sebesar 0,24%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks masih membukukan pelemahan sebesar 0,84%.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv sembilan dari total sektor melemah dengan sektor utilitas memimpin pelemahan 1,38%. Hanya sektor finansial yang menguat 0,09%
Adapun lima bottom movers IHSG berdasarkan bobot indeks poinnya pada penutupan sesi II hari ini adalah sebagai berikut:
1. PT Gojek Tokopedia (-12)
2. PT Sumber Alfaria Trijaya (-5)
3. PT Astra International (-3,6)
4. PT Bayan Resources (-3)
5. PT Bank Mandiri (-2,5)
Rentang harga pergerakan IHSG pada hari terakhir perdagangan pekan ini diperkirakan bergerak di kisaran 6700-6860.
Pelaku pasar saat ini cenderung moderat di pasar ekuitas yang memiliki risiko relatif tinggi, terutama setelah data pekerjaan AS yang lemah. Laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pada Februari 2023 menunjukkan lapangan pekerjaan baru yang terbuka hanya 9,93 juta, anjlok 632.000 dibandingkan Januari 2023. Hal ini mendorong investor untuk beralih ke saham defensif, sehingga Indeks Nasdaq turun 1% pada perdagangan kemarin.
Meskipun demikian, harapan bank sentral AS The Federal (The Fed) melunak setelah data tenaga kerja AS tidak sepanas sebelumnya. Sebesar 56,5% pelaku pasar memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Mei nanti, sementara 43,5% yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin. Pejabat The Fed masih bersikukuh bahwa kenaikan suku bunga masih diperlukan untuk meredam inflasi.
Dalam sepekan terakhir, harga minyak acuan Brent dan jenis light sweet yakni West Texas Intermediate (WTI) menguat hingga 6,5%. Hal ini didorong oleh kebijakan OPEC+ yang akan memotong produksi minyaknya. Harga komoditas batu bara juga masih menjadi sorotan dalam negeri karena dapat memberi efek langsung terhadap harga emiten batu bara.
Namun, bagi-bagi dividen jumbo sektor batu bara sudah dimulai dari emiten tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG). ITMG sepakati pembagian dividen tunai kepada pemegang saham pada tahun buku 2022 sebesar Rp6.416 per saham dengan yield sebesar 15,7%. Total nilai pembagian dividen sebesar US$ 474,63 juta atau Rp7,06 triliun.
Dari dalam negeri, capital inflow di antaranya datang dari lelang Devisa Hasil Ekspor (DHE) atau term deposit. Pada Selasa (5/4/2023), lelang DHE BI berhasil menyerap US$56,5 juta.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat