
IHSG Keknya Lanjut Melemah Nih di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Selasa (4/4/2023).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I, IHSG melemah 0,38% ke posisi 6.801,26. IHSG sempat terjerembab ke 6.781 pada pagi tadi, sebelum kembali ke level psikologis 6.800.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp4,29 triliun dan volume perdagangan 9,25 miliar saham. Tekanan hingga siang ini terlihat dari sebanyak 322 saham memerah dan hanya 182 saham menghijau, sedangkan sisanya sebanyak 201 saham stagnan.
Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penahan laju penguatan IHSG hari ini. Dua saham bank raksasa terpantau menjadi pemberat IHSG hari ini, seperti saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang keduanya memperberat indeks masing-masing 5,53 indeks poin dan 3,68 indeks poin.
Sentimen positif dari lonjakan harga batu bara yang juga berimbas ke saham-saham batu bara RI nyatanya tidak dapat mendorong IHSG untuk bertahan di zona penguatan.
Sebelumnya pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka menguat 0,37% ke level 6.852,72. Namun beberapa menit kemudian, IHSG pun berbalik arah ke zona merah.
Investor tampaknya masih akan mencerna rilis data inflasi. Pada Maret 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan atau year-on-year (yoy) sebesar 4,97% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,36.
Adapun, tingkat inflasi bulanan (month-to-month/mtm) Maret 2023 sebesar 0,18% dan tingkat inflasi sepanjang tahun ini (year-to-date/YTD) per Maret 2023 sebesar 0,68%.
![]() Analisis Teknikal |
Di lain sisi, naiknya kembali harga minyak mentah akibat adanya rencana pemangkasan oleh Arab Saudi, Rusia, dan OPEC juga menjadi akan menjadi perhatian khusus investor RI.
Pasalnya, dengan kembali melonjaknya harga minyak membuat harga bahan bakar minyak (BBM) berpotensi kembali naik dan sulit untuk turun.
Selain itu, harga minyak yang melonjak kembali juga dapat membuat inflasi global semakin sulit untuk diturunkan dan pada akhirnya bank sentral utama dapat melanjutkan sikap hawkish-nya di pertemuan mendatang.
Analisis Teknikal
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) dan menggunakan Bollinger Band (BB) dan pivot point untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada akhir sesi I, IHSG membentuk doji yang mengindikasikan sikap ragu-ragu investor. IHSG sendiri masih bertahan di ataa support pita bawah BB (6.791) dan pivot point (6.792).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 50,52.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD masih berada di bawah garis sinyal dengan histogram yang kembali membentuk bar negatif.
Pada sesi II, sejauh mampu bertahan di atas level support 6.791, pelemahan IHSG akan terbatas di sesi II. Namun, apabila gagal bertahan, support selanjutnya berada di 6.780.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat