Market Commentary

Saham Rokok Kebakaran, Efek Bulan Puasa?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
03 April 2023 15:39
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen rokok atau emiten rokok terpantau terkoreksi pada perdagangan sesi II Senin (3/4/2023), di tengah kurang menggembirakannya kinerja emiten rokok pada tahun lalu.

Hingga pukul 15:06 WIB, dari empat saham emiten rokok, tiga saham melemah dan satu cenderung stagnan.

Berikut pergerakan saham emiten rokok pada perdagangan sesi II hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
H.M. SampoernaHMSP1.050-6,67%
Gudang GaramGGRM25.300-2,69%
Wismilak Inti MakmurWIIM850-2,30%
Indonesian TobaccoITIC3060,00%

Sumber: RTI

Saham PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) memimpin koreksi saham emiten rokok pada sesi II hari ini, yakni ambles 6,67% ke posisi harga Rp 1.050/saham. Bahkan, saham HMSP kembali menyentuh auto reject bawah (ARB) pada hari ini.

Sebelumnya pada Jumat lalu, saham HMSP juga ambles dan menyentuh ARB. Hal ini karena investor cenderung masih mencerna kinerja keuangan HMSP tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersihnya turun 11,4% menjadi Rp 6,32 triliun per akhir tahun 2022, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp7,14 triliun.

Padahal, penjualan bersihnya tumbuh 13,2% menjadi Rp 111,21 triliun per 31 Desember 2022, yang ditopang peningkatan penjualan sigaret kretek mesin yang tumbuh 11,2% menjadi Rp 72,572 triliun.

Senada, penjualan sigaret kretek tangan terkerek 18,8 persen menjadi Rp 27,2 triliun. Tetapi, penjualan sigaret putih mesin menyusut 1,5% menjadi Rp 9,28 triliun.

Selain HMSP, saham emiten rokok besar lainnya yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga terpantau terkoreksi parah, yakni merosot 2,69% menjadi Rp 25.300/saham.

Koreksi saham GGRM juga masih terkait dengan kinerjanya yang menurun tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sekitar 50% menjadi Rp 2,78 triliun per akhir tahun 2022, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 5,6 triliun.

Pendapatan perseroan juga turun 0,16% menjadi Rp 124,68 triliun pada akhir 2022, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 124,88.

Hal ini dikarenakan adanya kenaikan beban usaha sebesar 2,31% menjadi Rp 7,32 triliun, kemudian adanya perubahan selisih kurs, yang mulanya masih mencetak laba menjadi rugi sebesar Rp 9,17 miliar, dan kenaikan beban bunga yang sekitar 250% menjadi Rp 262,4 miliar.

Di lain sisi, naiknya kembali cukai rokok juga menghambat kinerja keuangan emiten rokok, terutama bagi perusahaan besar, karena hal tersebut dapat menahan laju bisnisnya.

Emiten rokok besar menghadapi persaingan yang cukup ketat imbas kesenjangan tarif yang semakin melebar dengan produsen rokok golongan kedua.

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terbaru tentang cukai hasil tembakau untuk tahun 2023-2024. Ketentuan tersebut resmi dimulai pada 1 Januari 2023 untuk tahun 2023 dan 1 Januari 2024 untuk tahun 2024.

Kemenkeu menerapkan tarif cukai Sigaret Kretek Mesin (SKM) tingkat 1 per batang akan naik 11,8% untuk tahun 2023 dan 2024. Sedangkan untuk cukai SKM tingkat 2 akan naik 11,5%.

Dengan demikian, kesenjangan cukai antara kategori tingkat 1 dan tingkat 2 semakin melebar di tahun 2023 dan 2024.

Selain karena dampak kenaikan cukai rokok, pola konsumsi rokok masyarakat yang cenderung menurun di bulan Ramadan juga menjadi sentimen negatif bagi saham emiten rokok, karena masyarakat hanya akan merokok sesudah berbuka puasa atau saat sahur.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert, Saham Emiten Rokok Berguguran! Siap-Siap Serok?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular