Review Kuartal

Terseok-Seok, Tak Disangka Rupiah Bisa Bangkit ke Bawah 15000

Market - mae, CNBC Indonesia
01 April 2023 10:30
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tajam sepanjang pekan ini dan mampu mengakhiri perjalanan pada kuartal I-2023 di bawah Rp 15.000/US$1.

Penguatan rupiah ini tentu saja menjadi kabar baik setelah mata uang Garuda sempat turun tajam pada beberapa periode sepanjang kuartal I tahun ini.

Pada perdagangan Jumat (31/3/2023), rupiah ditutup di posisi Rp 14.990/US$, di pasarspot atau menguat 0,37%.

Ini adalah kali pertama rupiah mampu mengakhiri perdagangan di bawah level US$ 15.000/US$1 sejak 3 Februari 2023. Penguatan juga memperpanjang kinerja impresif mata uang Garuda.

Sepanjang pekan ini, rupiah selalu menguat dan tidak sekalipun takluk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Dalam sepekan rupiah menguat sebesar 1,07%, Artinya, mata uang Garuda sudah menang melawan dolar selama tiga pekan beruntun.

Pada dua pekan lalu, rupiah menguat 0,68%, pekan lalu melonjak 1,25%, sementara pada pekan ini melesat 1,06%.

Kinerja impresif salah satunya ditopang oleh ambruknya dolar AS akibat dari krisis perbankan AS.

Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank membuat pelaku pasar khawatir. Krisis bahkan membuat perbankan Eropa ikut gonjang-ganjing yang memberikan keuntungan bagi rupiah.

Sebagai imbas dari krisis perbankan, pasar kini memproyeksi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) tidak akan agresif lagi.

The Fed memang masih mengerek sukiu bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75-5,0% pada 20-21 Maret lalu. Namun, pasar optimis jika The Fed akan segera melunak.

Survei CME FedWatch menunjukkan pasar kini bertaruh 50-50% jika The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan Mei mendatang.

Ekspektasi pasar tersebut membuat dolar AS melemah. Indeks dolar pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (31/3/2023) ditutup di posisi 102,51. Indeks turun 0,59% dalam sepekan.

Ekspektasi akan melunaknya The Fed juga membuat aliran modal asing masuk dengan deras ke pasar keuangan Indonesia.

Data Bank Indonesia (BI) berdasarkan transaksi 27-30 Maret 2023 menunjukkan investor asing mencatat net buy sebesar Rp 10,97 triliun.

Net buy di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 8,37 triliun sementara di pasar saham menyentuh Rp 2,6 triliun.  Dari awal tahun hingga 30 Maret 2023, net buy investor asing tercatat Rp 54,11 triliun.

enguatan rupiah hingga menembus di bawah Rp 15. 000/US$1 pada akhir kuartal I juga membuat mata uang rupiah menjadi yang terbaik di Asia.

Mayoritas mata uang utama Asia memang menguat dalam sepekan. Namun, kinerja rupiah adalah yang paling impresif. Penguatan rupiah dalam pekan ini hanya mampu ditandingi ringgit Malaysia.




Perjalanan Tahun Ini Cukup Berat
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading