Market Commentary
Harga Emas Kembali Cerah, Sahamnya di RI Lanjut Bergairah

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten pertambangan emas terpantau menghijau pada perdagangan sesi I Rabu (29/3/2023), mengikuti pergerakan harga emas dunia yang kembali bergairah.
Hingga pukul 09:25 WIB, dari enam saham pertambangan emas, hanya satu yang cenderung stagnan pada pagi hari ini.
Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Wilton Makmur Indonesia | SQMI | 66 | 4,76% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 4.110 | 2,24% |
J Resources Asia Pasifik | PSAB | 99 | 1,02% |
Aneka Tambang | ANTM | 2.010 | 0,75% |
Bumi Resources Minerals | BRMS | 169 | 0,60% |
Archi Indonesia | ARCI | 344 | 0,00% |
Sumber: RTI
Saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) menjadi saham pertambangan emas yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melonjak 4,76% ke posisi harga Rp 66/saham.
Berikutnya ada saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang melesat 2,24% ke Rp 4.110/saham.
Sedangkan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada pagi hari ini menguat 0,75% ke Rp 2.010/saham.
Sementara untuk saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) cenderung stagnan di harga Rp 344/saham.
Harga emas kembali cerah setelah beberapa hari terkoreksi karena dibantu oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, emas ditutup melesat 0,88% di posisi US$ 1.973,69 per troy ons.
Penguatan tersebut berbanding terbalik dengan penutupan pada hari sebelumnya di mana emas ambruk 1,05%.
Namun pada pagi hari ini, harga emas cenderung melemah sedikit yakni sebesar 0,07% ke posisi US$ 1.972,29 per troy ons, per pukul 06:12 WIB.
Melonjaknya harga emas kemarin ditopang oleh ambruknya dolar AS. Indeks dolar ditutup di posisi 102,43. Indeks turun jauh dibandingkan penutupan pada perdagangan sebelumnya di posisi 102,86.
Melemahnya dolar AS tentu saja menguntungkan emas. Pasalnya, sang pembelian emas mayoritas dilakukan dalam dolar AS. Jika dolar melemah maka sang logam mulia akan semakin terjangkau.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, menjelaskan dengan pelemahan dolar AS yang tajam, harga emas sebetulnya bisa lebih tinggi lagi. Namun, penguatan emas tertahan oleh semakin meredanya kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan di AS.
"Pembelian emas yang semula kencang tertahan oleh fakta bahwa krisis perbankan AS untuk saat ini setidaknya mereda," tutur Wyckoff, dikutip dari Reuters.
Harga emas terbang dua pekan lalu setelah tiga bank di AS kolaps yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank.
Namun, sejumlah kebijakan dari AS sudah mulai menenangkan pasar. Lembaga Penjamin Simpanan AS (FDIC) sudah mengumumkan First Citizens BancShare Inc akan membeli simpanan dan pinjaman SVB. Pengumuman ini dua minggu setelah kejatuhan SVB yang mengawali krisis perbankan AS.
Kendati mereda, Wyckoff mengingatkan dampak dari krisis belum sepenuhnya berlalu. Pasar bisa kembali panik jika skenario dalam menyelesaikan krisis tidak berjalan.
"Pelaku pasar masih sangat menimbang-nimbang (terkait dampak krisis). Kondisi ini akan tetap menjadi daya tarik risiko paling tidak dua pekan ke depan atau sampai orang yakin bahwa krisis telah berlalu," tuturnya.
Emas adalah aset aman yang akan dicari saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau ketegangan geopolitik. Risiko apapun yang bisa menimbulkan guncangan ekonomi akan meningkatkan permintaan akan emas.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Harga Emas Rehat Dulu, Saham Tambangnya Ikutan Loyo
(chd/chd)