Credit Suisse & Deutsche Bank Ambruk, Bos BNI Buka Suara

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Senin, 27/03/2023 11:06 WIB
Foto: Presiden Direktur Bank BNI Royke Tumilaar dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan di Eropa tengah dilanda efek jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB). Setelah Credit Suisse di Swiss berada di ambang kebangkrutan, kini giliran Deutsche Bank di Jerman.

Karenanya, Investor dan nasabah perbankan pun jadi ketar-ketir. Namun begitu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) atau BNI Royke Tumilaar berpendapat bahwa kondisi perbankan di Indonesia berbeda.

"Kondisinya perbankan Indonesia agak berbeda ya. Karena komposisi asset di Indonesia mayoritas loan dan trade finacing. Surat berharga atau marketable securities relatif lebih kecil dan jangka waktu relatif tidak panjang," ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (27/3/2023).


Namun, kata Royke, pihaknya tetap waspada dengan terus melihat perkembangan perbankan global. BBNI juga melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi kekhawatiran para investor.

"Kita lakukan stress test secara berkala dan secara transparan kami update," kata Royke.

Adapun saham Deutsche Bank AG anjlok pada hari Jumat (24/3/2023) pekan lalu setelah biaya asuransi utang terhadap gagal bayar (Credit Default Swap/CDS) melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun. Kenaikan CDS menjadi sinyal baru akan kekhawatiran investor terhadap bank global.


(Zefanya Aprilia/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu