Saham Deutsche Bank Anjlok 13%, Tanda Krisis Belum Berakhir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank raksasa Jerman Deutsche Bank turun lebih dari 13% pada pembukaan perdagangan Jumat (23/3) menyusul lonjakan credit default swap (CDS) pada Kamis malam, karena kekhawatiran tentang stabilitas bank-bank Eropa tetap ada.
Saham Deutsche turun untuk hari ketiga berturut-turut dan sekarang telah kehilangan lebih dari seperlima nilainya sepanjang bulan ini. Credit default swaps yang merupakan sejenis asuransi untuk pemegang obligasi perusahaan terhadap kebangkrutan/gagal bayar (default) melonjak menjadi 173 basis poin pada Kamis malam dari 142 basis poin pada hari sebelumnya.
Penyelamatan darurat Credit Suisse oleh UBS menyusul runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) yang berbasis di AS, telah memicu kekhawatiran penularan di kalangan investor. Kondisi tersebut diperparah oleh pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut dari Federal Reserve AS pada hari Rabu.
Regulator Swiss dan global berharap penjualan Credit Suisse ke saingan domestiknya akan membantu menenangkan pasar, tetapi investor tampaknya masih tidak yakin bahwa langkah itu akan cukup untuk mengatasi tekanan di sektor perbankan.
Obligasi AT1 Deutsche Bank - kelas aset yang menjadi berita utama minggu ini setelah penghapusan AT1 Credit Suisse yang kontroversial sebagai bagian dari kesepakatan penyelamatannya - juga ramai-ramai dilego.
Deutsche memimpin penurunan luas untuk saham perbankan utama Eropa pada hari Jumat, dengan Commerzbank, Credit Suisse, Societe Generale dan UBS semua ambles lebih dari 5%.
Setelah menyelesaikan restrukturisasi bernilai miliaran euro yang dimulai pada 2019, dengan tujuan mengurangi biaya dan meningkatkan profitabilitas, Deutsche Bank telah melaporkan laba 10 kuartal berturut-turut. Bank asal Jerman tersebut melaporkan pendapatan bersih tahunan sebesar 5 miliar euro (Rp 81,46 triliun) pada tahun 2022, naik 159% dari tahun sebelumnya.
Rasio CET1 - modal inti, ukuran solvabilitas bank - mencapai 13,4% pada akhir tahun 2022, sementara rasio cakupan likuiditasnya (LCR) mencapai 142% dan rasio pendanaan stabil bersihnya 119%.
[Gambas:Video CNBC]
Bank Eropa Ambruk Kena Efek SVB, Begini Respons Bos BCA
(fsd/fsd)