Dituduh Bantu Nipu, Harta Eks Bos Twitter Hilang Rp 11,56 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham Bloc Inc. milik Jack Dorsey anjlok hampir 15 persen ke US$61,88/saham pada perdagangan Kamis (23/3) waktu Amerika Serikat (AS). Ini usai Hindenburg Research menyebut, Block mengabaikan kasus penipuan yang terjadi di dalam platform pembayaran tersebut.
Hal itu pada gilirannya membuat nilai kekayaan eks CEO Twitter itu turun hingga US$761 juta atau setara dengan Rp11,56 triliun (asumsi kurs Rp15.200/US$) dalam sehari. Kini, mengutip dari Forbes real time, Jack Dorsey memiliki pundi-pundi kekayaan sebesar US$4,2 miliar atau Rp63,84 triliun.
Hindenburg, yang sebelumnya menyerang perusahaan konglomerat India, Adani, kali ini juga mengaku memasang posisi short.
Posisi short secara gampang berarti investor melakukan penjualan saham yang tidak dimiliki alias jual kosong. Investor yang jual kosong (short) yakin harga suatu saham akan merosot dan apabila itu terjadi, dia akan meraup keuntungan.
"Setelah penelitian ekstensif, kami telah mengambil posisi short di saham Block, Inc. (NYSE: SQ)," kata Hindenburg Research dalam rilis resminya, Kamis (23/3).
Hindenburg besutan Nathan Anderson menuduh, Block memungkinkan aktivitas kriminal bisa beroperasi dengan kontrol yang lemah dan "sangat" membumbungkan metrik penting seperti transacting user base (basis pengguna yang bertransaksi) milik Cash App. Cash App sendiri berusaha menjaring nasabah yang belum menggunakan layanan perbankan (unbanked).
"Investigasi 2 tahun kami menyimpulkan, Block telah secara sistematis memanfaatkan demografi yang diklaimnya membantu," kata Hindenburg.
"'Keajaiban' di balik bisnis Block bukanlah inovasi yang disruptif, melainkan kesediaan perusahaan untuk memfasilitasi penipuan terhadap konsumen dan pemerintah, menghindari regulasi, mendandani pinjaman dan biaya predator sebagai teknologi revolusioner, dan menyesatkan investor dengan metrik yang digelembungkan," beber Hindenburg.
Sebagai bagian dari penyelidikan selama dua tahun tersebut, Hindenburg melibatkan lusinan wawancara dengan mantan karyawan Block, mitra, dan pakar industri, tinjauan ekstensif terhadap catatan peraturan dan litigasi, serta permintaan FOIA dan catatan publik.
Melihat hal tersebut, Hindenburg menilai, saham Block, dahulu bernama Square Inc, punya potensi penurunan 65% hingga 75% 'atas basis fundamental semata'.
Pihak Block pun menanggapi laporan Hindenburg pada Kamis malam.
"Kami bermaksud untuk bekerja dengan SEC dan mengeksplorasi tindakan hukum terhadap Hindenburg Research atas laporan yang secara faktual tidak akurat dan menyesatkan yang mereka bagikan tentang bisnis Cash App kami hari ini," kata perusahaan itu dalam siaran pers, dikutip CNBC International, Kamis (24/3).
"Kami adalah perusahaan publik yang diatur secara ketat dengan pengungkapan [informasi] reguler, dan yakin dengan produk, pelaporan, program kepatuhan, dan kontrol kami. Kami tidak akan terganggu oleh taktik tipikal short seller," imbuh Block.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Robert Kiyosaki Anti Saham, Cuma Emiten Ini Yang Disukainya
(trp/trp)