Bikin Geger, Ini 4 Skandal Besar Credit Suisse

Market - MFakhriansyah, CNBC Indonesia
24 March 2023 07:45
FILE PHOTO: The logo of Swiss bank Credit Suisse is seen at a branch in Winterthur, Switzerland November 2, 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Credit Suisse kehilangan lebih dari seperempat nilai sahamnya pada Rabu (15/3/2023). Ini terjadi setelah munculnya kekhawatiran investor tentang kegagalan industri perbankan pasca kejatuhan tiga bank di Amerika Serikat (AS).

Sebelum nilai sahamnya ambles, pemegang saham terbesar bank itu, Saudi National Bank, mengatakan bahwa mereka tidak akan menyuntikkan lebih banyak uang ke Credit Suisse. Akibatnya, gejolak tersebut menyebabkan penangguhan otomatis dalam perdagangan saham Credit Suisse di pasar Swiss dan membuat saham di bank-bank Eropa lainnya anjlok, beberapa dengan dua digit.

Permasalahan ini bisa dikatakan sebagai eskalasi dari berbagai masalah panjang yang sudah ada di bank investasi itu sebelum kejatuhan beberapa bank di AS terjadi. Dalam kurun 10 tahun terakhir saja bank-bank tersebut terlibat dalam skandal perbankan.

Mengutip The Globe and Mail dan Reuters, berikut beberapa skandalnya.

Skandal penggelapan pajak

Credit Suisse dan skandal pajak selalu berjalan berigingan. Tercatat pada 2011 Credit Suisse terlibat dalam penggelapan pajak warga Jerman. Lalu tiga tahun kemudian, bank Swiss itu didakwa bersalah dan didenda US$ 2,6 milliar oleh pengadilan AS karena membantu klien mengajukan penggelapan pajak.

Dan yang terbesar pada tahun 2016, Credit Suisse diharuskan membayar €109.5 juta kepada otoritas Italia atas penyelidikan penghindaran dan penipuan pajak yang dilakukan oleh nasabah bank tersebut.

Korupsi dana talangan Mozambik

Kasus ini terjadi pada 2021. Cerita bermula saat Republik Rakyat Mozambik mengajukan pinjaman pada 2012 dan 2016 ke Credit Suisse untuk pengembangan industri lokal. Kredit itu akhirnya disetujui oleh Credit Suisse.

Namun, belakangan diketahui kalau ada suap dari kontraktor sebesar US$ 50 juta kepada para bankir sebagai imbalan atas lolosnya pinjaman.

Skandal pencucian uang narkoba

Pada tahun 2022, Pengadilan Kriminal Federal Swiss mendakwa bersalah kepada Credit Suisse dan seorang karyawannya terlibat dalam penyelundupan kokain Bulgaria dari tahun 2004 hingga 2008.

Dua pihak itu didenda 146 juta franc Swiss. Konon, seorang mantan karyawan itu mengetahui dan secara sadar mengelola dana penyelundupan kokain di Bulgaria.

Skandal Archegos dan Greensill

Skandal ini bermuka ketika Credit Suisse berinvestasi besar-besaran di sebuah firma pinjaman korporasi global bernama Greensill Capital. Namun, investasi tersebut terjadi melalui model bisnis yang rumit dan tidak jelas.

Regulator Swiss FINMA menemukan bahwa bank secara serius melanggar kewajiban pengawasannya untuk memantau dan membatasi risiko dalam hubungan bisnisnya dengan pemodal Greensill.

Alhasil, ketika Greensill bangkrut, Credit Suisse juga ikut dalam pusaran itu. Bank Swiss itu akhirnya mengganti hampir US$ 5 miliar kepada investor sebagai akibat keruntuhan firma tersebut.

Kasus ini tak hanya terjadi di Greensill, tetapi juga pada firma Archegos Capital Management. Kronologinya hampir serupa: Credit Suisse memberikan investasi, tetapi ternyata gagal memenuhi standar. Akibatnya, ketika Archegos diambang kebangkrutan, Credit Suisse juga terseret hingga menelan kerugian hingga US$ 5 milliar pada Maret 2021.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Banyak Skandal Besar, Credit Suisse Rugi Rp 119 T


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading