Bangkit dari Kubur, Harga Batu Bara Tiba-Tiba Kembali Membara

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga batu bara masih bergerak dalam tren kenaikan. Pada Pada perdagangan Kamis (23/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 183,15 per ton. Harganya menguat 0,19%.
Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 14 Maret 2023 atau lebih dari sepekan terakhir. Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif pasir hitam yang menguat sejak Selasa pekan ini.
Dalam tiga hari terakhir, harga batu bara sudah menguat 5,23%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tujuh hari sebelumnya di mana harga batu bara ambruk 9,8%.
Penguatan batu bara ditopang oleh menggeliatnya permintaan di China serta kembali naiknya harga gas.
Permintaan batu bara China, terutama batu bara kokas dari Australia, diperkirakan menguat tajam pada Maret tahun ini. Peningkatan terjadi begitu Tiongkok membuka embargo impor yang pernah berlaku dari Oktober 2020 hingga akhir 2022.
Impor batu bara kokas China dari Australia mencapai 72.982 ton pada Februari. Sementara itu, impor batu bara thermal tercatat 134.254 ton.
Meski sudah meningkat, jumlah tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan sebelum periode embargo yakni 3,4 juta ton batu thermal dan 3,9 juta batu bara kokas.
Batu bara kalori tinggi sangat dibutuhkan industri baja serta pembangkit listrik Tiongkok.
Volume impor diperkirakan bakal melonjak. Jumlah pengiriman dari Australia ke Tiongkok sudah menembus 1,35 juta ton hingga 13 Maret 2023. Jumlah tersebut diperkirakan akan mencapai 2,6 juta ton hingga akhir Maret.
Permintaan dari China meningkat sejalan dengan mulai pulihnya industri baja mereka serta bertambahnya pembangkit batu bara.
Beijing dilaporkan akan memiliki 100 pembangkit batu bara untuk menjadi cadangan bagi produksi listrik tenaga angin dan matahari. Termasuk di dalamya adalah pembangkit berkapasitas 106 giga watt (GW).
China adalah produsen terbesar untuk energi baru dan terbarukan (EBT) Kontribusi EBT terhadap total produksi listrik China mencapai 28,8% pada 2020 sementara dari pembangkit batu bara mencapai 58,4%.
Kenaikan permintaan juga diperkirakan datang dari India yang tengah bersiap menghadapi musim panas pada April-Juni.
Kebutuhan listrik hanya untuk April 2023 diperkirakan mencapai 229 giga watt (GW) di mana puncaknya akan terjadi pada 10 April 2023.
Kementerian Listrik India diperkirakan akan mengamankan kapasitas listrik sebesar 1.500 megawatt (MW) dari pembangkit batu bara yang bersumber dari batu bara impor.
Harga batu bara juga naik mengikuti harga gas. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) melonjak 8% sehari ke 43,19 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin.
Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling terpengaruh.
Kenaikan harga gas disebabkan oleh prakiraan suhu Eropa yang lebih dingin hingga akhir Maret.
Suhu di Eropa bagian utara dan Skandinavia akan jatuh mendekati musim dingin. Kondisi ini akan meningkatkan permintaan listrik untuk pemanas ruangan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Kabar Gembira, Harga Batu Bara Diramal Bangkit Pekan Ini
(mae/mae)