Ada Tanda Krisis Berakhir, Wall Street Ditutup Hijau!

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga indeks utama Wall Street kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa (21/3/2023) waktu New York. Menguatnya bursa saham AS terjadi di tengah mulai ada angin segar pasca Menteri Keuangan Amerika, Janet Yellen menjamin dapat mengatasi krisis perbankan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,98% ke posisi 32.560,6. Sementara S&P 500 melesat 1,3% ke 4.002,87, dan Nasdaq Composite menguat 1,58% menjadi 11.860,57.
Naiknya bursa saham AS terjadi ketika saham bank di AS lainnya seperti SPDR Regional Banking ETF melesat 3% setelah mendapat dorongan dari Menteri Keuangan AS, Janet Yellen yang menegaskan bahwa pemerintah AS siap untuk memberikan jaminan lebih lanjut dari deposito jika krisis perbankan kembali memburuk.
Tindakan tersebut dilakukan sehari setelah akusisi Credit Suisse oleh UBS, yang direkayasa oleh pemerintah Swiss. Investor juga menyambut baik berita bahwa JPMorgan Chase dapat memberi saran kepada First Republic Bank tentang alternatif strategis.
Saat ini, investor tengah berharap dengan terus bermunculannya kabar baik dari sektor perbankan, maka krisis perbankan di AS yang sebelumnya membebani sentimen pasar pekan lalu bakal berakhir di First Republic Bank.
Setelah mereka cenderung optimis kembali bahwa krisis perbankan sudah jauh mereda, saat ini mereka mengharapkan kecepatan pengetatan yang lebih lambat dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), sehubungan dengan krisis perbankan.
Jika mengacu pada data CME FedWatch, saat ini para investor melihat ada probabilitas sebesar 81,9%, The Fed akan menaikkan suku bunganya lagi sebesar 25 basis poin (bp). Sementara 18,1% probabilitas sisanya melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya, alias mempertahankan suku bunga acuannya.
Risiko penularan telah meningkat dan dapat mendorong The Fed untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga saat ini, meskipun pada pekan ini The Fed cenderung masih akan menaikkan suku bunga.
"The Fed kemungkinan akan memberi sinyal bahwa mereka mendekati akhir dari kampanye kenaikan suku bunga karena risiko resesi meningkat dan tekanan inflasi menurun," kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial dikutip dari CNBC International.
Sementara, sebagian besar ekonom memperkirakan Fed akan meningkatkan kisaran target suku bunga Fed menjadi 4,75% hingga 5%, meskipun beberapa juga memperkirakan bank sentral dapat menghentikan kenaikannya karena kekhawatiran tentang sistem perbankan.
Bank sentral sedang mempertimbangkan untuk menggunakan alat suku bunganya pada saat yang sama mencoba untuk menenangkan pasar dan menghentikan krisis lebih lanjut.
Ketakutannya adalah bahwa kenaikan suku bunga dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada lembaga perbankan dan pinjaman crimp ke depan, ini juga bakal merugikan usaha kecil dan peminjam lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
The Fed Bikin Gonjang-Ganjing, Wall Street 'Kebakaran'
(aum/aum)