Market Commentary

IHSG Melonjak, Sektor & Saham Ini Jadi Motor Penggeraknya

Market - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
17 March 2023 13:24
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melesat lebih dari 1% pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (17/3/2023), di tengah membaiknya kembali sentimen pasar global pada hari ini.

Per pukul 11:30 WIB, IHSG melonjak 1,37% ke posisi 6.655,72. Hingga akhir perdagangan sesi I hari ini, IHSG bergerak direntang 6.598,318 - 6.661,96.

Secara sektoral, sektor energi memimpin penguatan yakni mencapai 1,9%, disusul sektor transportasi yang melesat 1,89%, sektor keuangan dan transportasi yang sama-sama melonjak 1,4%, serta sektor industri dasar sebesar 1,28%.

Di lain sisi, setidaknya lima saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini, di mana mayoritas merupakan saham perbankan raksasa.

Berikut saham-saham yang membantu IHSG menguat.

Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia BBRI 12,37 4.830 2,11%
Bank Mandiri BMRI 8,34 10.025 1,78%
GoTo Gojek Tokopedia GOTO 7,65 121 3,42%
Bank Central Asia BBCA 7,09 8.400 1,20%
Telkom Indonesia TLKM 4,86 4.090 0,99%

Sumber: Refinitiv

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, hingga mencapai 12,37 indeks poin.

Tak hanya saham BBRI, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga menjadi pendorong indeks hingga mencapai 8,34 indeks poin. Kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga demikian yakni sebesar 7,09 indeks poin.

Ketiga saham bank raksasa tersebut berhasil bangkit di tengah pulihnya saham-saham perbankan global dan prospek pembagian dividen setelah ketiganya resmi mengumumkan pembagian dividen.

Selain tiga saham bank raksasa, ada pula saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang membantu IHSG cerah bergairah pada sesi I hari ini.

IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa saham global, yang kembali rebound setelah sebelumnya kembali terkoreksi parah karena makin meluasnya dampak dari krisis Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS). Terbaru, giliran First Republic Bank yang terkena dampak krisis SVB.

Namun beberapa waktu terakhir, banyak bank terutama di AS yang ingin menyelamatkan First Republic Bank, agar krisis perbankan global tidak makin meluas.

Setidaknya ada 11 bank yang ingin menyelamatkan First Republic Bank, di mana ke-11 bank tersebut sepakat untuk menyetor dana senilai US$ 30 atau sekitar Rp 462 triliun (kurs Rp 15.400) ke First Republic Bank untuk menghindarkan bank tersebut dari kebangkrutan.

Seperti diketahui, First Republic Bank dikhawatirkan menjadi 'next' SVB setelah sahamnya terus jeblok. Seperti SVB, First Republic Bank menghadapi penarikan dana besar-besaran karena anjloknya kepercayaan nasabah.

Pada Minggu lalu, mereka mengatakan memiliki likuiditas sebesar US$ 70 miliar, tetapi likuiditas tidak akan cukup untuk menghadapi guncangan di pasar saham serta penarikan besar-besaran dana nasabah.

Saham First Republic Bank berhasil melesat 9,98% kemarin. Saham sempat jeblok di hampir periode 6-15 Maret 2023 di mana penguatan terlemah terjadi pada Senin pekan ini yakni 61,8%.

Sementara itu di Eropa, Credit Suisse akan menggunakan fasilitas kredit sebesar US$ 54 miliar dari Bank Sentral Swiss (SNB) untuk meningkatkan likuiditasnya.

Di lain sisi, pelaku pasar menyambut baik dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuannya kemarin.

BI mempertahankan suku bunga di level 5,75%. Alasan BI mempertahankan suku bunga juga sudah mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di kisaran 5,25-5,75%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan The Fed memang akan mempertimbangkan krisis perbankan AS dalam menentukan kebijakan pekan depan. Namun, The Fed akan tetap menjadikan faktor fundamental yakni inflasi.

"Ada potential skenario, The Fed akan menaikkan (suku bunga) 5,5-5,75%. The Fed memang akan mempertimbangkan financial stability tetapi sudah ada langkah-langkah dan program untuk menyelamatkan bank," imbuh Perry, dalam konferensi pers, Kamis (16/3/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

4 Saham Big Cap Ini Jadi Penahan Koreksi IHSG


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading