Marak Kasus Gagal Bayar Pinjol, OJK Ungkap Kondisi Terkini

Market - Romys Binekasri, CNBC Indonesia
17 March 2023 10:30
Ilustrasi Foto OJK Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kredit macet (non-performing loan/NPL) pada bisnis jasa bayar tunda atau Buy Now Pay Later (BNPL) mulai terkendali. Hal itu seiring dengan pandemi covid-19 yang mulai kondusif.

Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Triyono mengatakan, tren kenaikan NPL pada Paylater terjadi saat pandemi seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap daya bayarnya.

"Setelah pandemi relatif masih terjaga walaupun tidak ada portofolio yang 100 persen zero NPL, tidak ada, semuanya ada. Tapi sekarang sudah lebih terkendali," kata Triyono di, Nusa Dua, Bali, Kamis (16/3).

Triyono menjabarkan, bisnis Paylater di Indonesia sejauh ini masih positif seiring dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Apalagi, para pengguna Paylater terus bertambah.

"Karena dari beberapa BNPL itu yang sudah menyelesaikan NPL itu mereka mengalami kerugian, tapi begitu posisinya sudah berbalik menjadi lebih baik," sebutnya.

Di sisi lain, bisnis Paylater yang kondusif juga didukung oleh infrastruktur yang memadai di sejumlah e-commerce. "Karena dukungan infrastruktur sudah ada, angka dari e-commerce juga meningkat dengan baik," tuturnya.

Triyono memperkirakan, bisnis Paylater dapat semakin pesat dengan adanya layanan credit scoring, terutama dengan adanya tambahan sinergi antara Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) dan Innovative Credit Scoring (ICS). Pasalnya, risiko NPL dapat dijaga dengan infrastruktur tersebut.

"Kalau bisnis industri CS semakin marak, sehingga risikonya lebih terjaga. Regulasi itu kan ekspektasi, regulator mengharapkan dengan adanya CS yang baik maka otomatis ekspektasi kita akan menurunkan level NPL," pungkasnya.

Sebagai informasi, layanan Credit Scoring Indonesia disediakan oleh dua jenis entitas, yaitu Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sebagai Biro Kredit Konvensional, dan penyedia Innovative Credit Scoring (ICS).

"Karena terus terang saja kalau kita bicara hasil riset memang agak sedikit BNPL di beberapa negara. Namun demikian, kita bicara kasus per kasus, mudah-mudahan dengan adanya supply dari CS yang baik dan cukup, kita akan punya BNPL bisnis yang lebih baik," tutupnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Izin Usaha Dicabut OJK, Direksi Wanaartha Life Buka Suara


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading