Pahami! Gini Cara BI Memandang Goncangan di AS

Market - Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
17 March 2023 10:36
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Maret 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia) Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Maret 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) tengah menjadi sorotan dunia karena kondisi keuangan mereka yang terguncang akhir-akhir ini. Hal ini semakin menjadi ketika terjadi kebangkrutan di 3 bank dengan aset cukup besar, yakni Silicon Valley Bank, Credit Suisse dan Signature Bank.

Dari sana, Bank Indonesia (BI) memperkirakan arah kebijakan suku bunga acuan AS juga bisa berubah dibandingkan sebelumnya. Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan dari kenaikan suku bunga acuan AS beberapa bulan terakhir, inflasi umum memang ada penurunan. Akan tetapi inflasi inti turun sangat lambat karena ekonomi yang masih tumbuh.

"Dalam konteks ini kalau kita lihat memang inflasi AS menurun tetapi inflasi intinya menurunnya sangat-sangat lambat, baik karena memang ekonominya tumbuh cukup baik, tapi karena ada keketatan pasar tenaga kerja, itu menyebabkan kenapa inflasi intinya meskipun turun tapi masih relatif tinggi," jelas Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (16/3/2023).

Menurutnya, ini yang menjadi alasan ada yang memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga secara agresif. Kendati demikian, Perry mengatakan pihaknya memiliki skenario tertentu untuk merespon hal ini.

"Itulah kenapa sebelum terjadinya 3 bank ini memang kemungkinan fed fund rate naiknya lebih tinggi. Kami di BI lebih mendasarkan pada faktor-faktor fundamental ini sehingga kami menggunakan suatu baseline skenario naik menjadi 5,25% bahkan ada potensi 5,5%," lanjutnya.

Namun, hal tersebut dimungkinkan berubah setelah tiga bank di AS secara serentak bangkrut. Meskipun AS sudah melakukan antisipasi agar persoalan ini tidak menyebar.

"Apakah Fed juga mempertimbangkan dampak stabilitas keuangan karena tutupnya 3 bank ini. Dari bacaan kami memang iya Fed mempertimbangkan faktor stabilitas sistem keuangan karena kasus 3 bank ini tapi kami melihat dengan langkah-langkah dalam weekend kemarin menyelamatkan 3 bank ini tentu saja pertimbangan stability ini less important bagi BI," paparnya.

Lebih lanjut Perry menjelaskan bahwa kasus ini memang akan menjadi salah satu pertimbangan faktor stabilitas keuangan yang akan digunakan The Fed dalam membuat keputusan. Namun, ia memberikan pernyataan optimis bahwa stabilitas keuangan AS akan perlahan pulih setelah melihat aksi yang dilakukan AS pasca kebangkrutan bank tersebut.

"Kalau melihat langkah-langkah yang sudah ada dan akan dilakukan, dari penutupan bank ini kemudian diambilalih, dan kemudian ada untuk menyelamatkan bank ini dan memitigas bank run tentu saja kami melihat ini akan celat mengembalikan financial stability di AS," jelasnya.

"Kami dengar AS juga bekerja sama dengan Inggris maupun negara lain untuk memitigasi ini," pungkasnya.

Oleh karena itu, Perry menyimpulkan pihaknya membaca The Fed memang akan mempertimbangkan faktor stabilitas keuangan untuk keputusan yang akan mereka ambil ke depan. Namun tidak hanya itu, inflasi inti yang belum turun secara cepat dan keketatan upah tenaga kerja di AS juga menjadi bagian dari pertimbangan mereka


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tragedi SVB Bikin Geger, Sinyal The Fed Naikin Suku Bunga?


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading