Analisis Teknikal

Kemarin IHSG Rontok 2%, Awas Bisa Jatuh Lagi ke Level Ini!

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 15/03/2023 08:22 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2,14% ke 6.641,814 pada perdagangan Selasa (14/3/2023). Ini sekaligus merupakan kejatuhan IHSG terdalam sejak awal tahun 2023.

Pada Selasa, frekuensi transaksi saham cukup ramai, mencapai 1,3 juta kali, dengan 19,4 miliar saham yang berpindah tangan. Sementara nilai transaksi mencapai Rp 11,29 triliun.

Sebanyak 101 saham mengalami kenaikan, 478 saham turun dan 146 saham tercatat stagnan.


Penurunan tajam IHSG pada Selasa didorong oleh sentimen negatif yang cukup besar dari krisis mini yang terjadi di sektor perbankan Amerika Serikat (AS). Tercatat ada dua bank yang kolaps alias jatuh, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.

Sebelumnya, pekan lalu, bank ramah kripto AS, Silvergate Bank, juga kolaps.

Kejatuhan dua bank berskala besar di Amerika Serikat tersebut menimbulkan kepanikan kepada seluruh investor saham di seluruh dunia. Alhasil, saham-saham perbankan mengalami tekanan jual tinggi (selloff) di seluruh dunia.

Investor was-was apakah akan ada bank lain yang jatuh setelah SVBdan Signature Bank. Apalagi banyak ditulis bahwa SVBdan Signature Bank jatuh sebagai korban dari kebijakan kenaikan suku bunga acuan yang agresif dari bank sentral AS yaitu Federal Reserve (The Fed).

Investor saham di seluruh dunia menarik uangnya dari pasar saham dan mengalihkan investasi ke obligasi dan emas.

Tak heran pada hari ini harga obligasi mengalami kenaikan, terlihat dari turunnya yield. Kemudian, harga emas juga naik tinggi. Investor masih menunggu sejauh mana fenomena kejatuhan bank di AS ini terjadi.

Harga saham belasan bank regional AS juga anjlok berjamaah waktu AS.

Indeks acuan bank regional KBW Bank Index anjlok 11,7% pada Senin waktu AS. Sedangkan, saham First Republic terjun bebas minus 61,83%, terbesar di antara bank regional lainnya.

Saham First Republic tetap ambles bahkan ketika pihak bank mengaku sudah berhasil memenuhi permintaan penarikan dana nasabah seiring bantuan pendanaan dari JPMorgan Chase & Co.

Kemudian, saham bank Western Alliance anjlok 47,06%, Metropolitan Bank terjungkal 43,78%, First Foundation turun tajam 33,07%, Comerica turun tajam 27,67%.

Di Indonesia, saham-saham bank blue chip dengan bobot tinggi terhadap IHSGmengalami kejatuhan pada perdagangan Selasa.

Sebut saja, saham BMRI terjun 4,11%, saham BBCA merosot 2,63%, BBNI jeblok 2,50%, BBRI turun 2,48%. Adapun, saham bank digital Bank Jago (ARTO) anjlok hingga batas auto reject bawah (ARB) 6,64%.

Dari dalam negeri, pada Rabu sekitar pukul 11.00 WIB, investor akan menyimak data neraca perdagangan RI per Februari yang diproyeksikan akan kembali surplus menjadi US$3,5 miliar.

Sedangkan, kabar lanjutan soal krisis SVB cs serta rilis data inflasi AS per Februari juga akan menjadi penggerak pasar saham.

Analisis Teknikal

Foto: Refinitiv
Teknikal IHSG

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu hari (daily) dan menggunakan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Selasa, IHSG membentuk candle bearish marubozu panjang, menembus level support Fibonacci 23,6% (6.751) dan channel tren (area merah-biru) yang ditarik dari 9 Februari 2023 hingga 13 Maret 2023.

Pada Rabu, IHSG berpotensi menguji support selanjutnya, berupa Fibonacci retracement 0% di angka 6.558. Karenanya, IHSG berpotensi menghapus penguatan yang mulai terbentuk pada 12 Januari 2023.

Sejak menembus rekor, IHSG memang sedang dalam tren bearish. IHSG sudah turun 9,2% dari level harian tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada 13 September 2022 di 7.318.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI juga anjlok ke area jenuh jual, yakni 29,54

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di bawah garis sinyal. Sedangkan, histogram MACD terus membentuk bar negatif.

Apabila melihat data di atas, IHSG berpotensi melemah dalam jangka pendek dengan target ke area demand 6.550-6.560. Sedangkan, pada per dagangan hari ini Rabu (15/3), support IHSG berada di level psikologis 6.600, sedangkan resistance di level psikologis 6.700.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG & Rupiah Kompak Lesu, Akhir Pekan Gagal "Happy Weekend"?