Analisis Teknikal

Efek Bank AS Rontok, IHSG Terjebak di Zona Merah

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 14/03/2023 13:07 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup keluar zona psikologis 6.700 tepatnya di level 6.682.18 atau turun tajam 1,54% secara harian pada perdagangan sesi I Selasa (14/3/2023).

Koreksi IHSG tercermin dari 458 saham yang melemah. Hanya 96 saham yang menguat sementara 157 lainnya stagnan alias tak berubah.

Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 12,79 miliar saham terlibat yang berpindah tangan sebanyak 856 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 6,55 triliun.


Tidak hanya IHSG, indeks pasar saham Asia juga memerah, seperti Nikkei 225 Index (Tokyo) anjlok 2,21%, Hang Seng Index (Hong Kong) merosot 1,64%, Shanghai Composite turun 0,83%.

Pelaku pasar di Asia-Pasifik hingga hari ini masih khawatir dengan krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Di sisi lain, krisis pada kedua bank diperkirakan akan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melunak dalam menaikkan suku bunga.

Signature Bank diambil alih otoritas keuangan AS pada Minggu lalu, setelah adanya penarikan dana besar-besaran pada nasabah hingga mencapai US$ 10 miliar.

Bank yang memiliki banyak nasabah di sektorreal estatetersebut memiliki aset senilai US$ 110, miliar dan simpanan sebesar US$ 88,59 miliar per akhir 2022. Akibat dari penutupan dua bank, sektor finansial di AS menjadi sektor yang paling merah kemarin.

Perdagangan beberapa saham perbankan bahkan harus dihentikan beberapa kali karena volatilitas yang sangat tajam.

Menyusul terjadinya krisis pada SVB dan Signature Bank, Presiden AS Joe Biden menggelar konferensi pers pada Senin siang waktu setempat.

Biden memastikan, pemerintah AS akan melakukan semua upaya untuk menjamin dana nasabah.

Pernyataan Biden tersebut berselang beberapa jam setelah Menteri Keuangan AS, The Fed, dan Lembaga Penjamin Simpanan FDIC mengeluarkan pernyataan bersama.

Sementara, Kepala Eksekutif Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengatakan, efek dari kebangkrutan bank besar asal AS tersebut tidak akan besar ke pasar modal Tanah Air.

"Tapi dampaknya rasanya nggak terlalu banyak ya," kata Inarno kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/3).

Menurutnya, pengaruh dari bank besar ke-16 di AS tersebut tak akan signifikan karena tidak ada kepemilikan di perusahaan Startup Indonesia.

"SVB nggak ada kepilikan di perusahaan startup kita dan juga kita nggak ada penempatan di SVB ya," sebutnya.

Analisis Teknikal

Foto: Refinitiv
Teknikal IHSG

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan Fibonacci retracement dan pivot point untuk mencari resistance dan support terdekat.

Diawali dengan sebuah candle merah panjang, IHSG kemudian dua candle lainnya, seiring menembus garis tren bawah (berwarna biru), sekaligus menembus support berupa Fibonacci 23,6% (6.751), level psikologis 6.700, dan support 1 (indikator pivots traditional).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI juga anjlok ke area jenuh jual, yakni 27,79.

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD memotong garis sinyal dari atas yang menandakan pembalikan arah dead cross. Sedangkan, histogram MACD terus membentuk bar negatif.

Di sesi II, IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan dengan level support terdekat di 6.654 sebelum menentukan arah selanjutnya. Level resistance terdekat ada di leve psikologis 6.700.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat