Jangan Panik! Bank Raksasa AS Kolaps, RI Aman

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
14 March 2023 10:45
FILE PHOTO: A locked door to a Silicon Valley Bank (SVB) location on Sand Hill Road is seen in Menlo Park, California, U.S. March 10, 2023. REUTERS/Jeffrey Dastin/File Photo
Foto: REUTERS/JEFFREY DASTIN

Jakarta, CNBC Indonesia - Kolapsnya bank raksasa di Amerika Serikat (AS) Silicon Valley Bank (SVB) dipastikan tidak akan berdampak ke Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Tim Ahli Menko Perekonomian Iskandar Simorangkir kepada CNBC Indonesia.

Iskandar meyakini dampaknya tidak akan signifikan kepada keuangan Indonesia, melihat pengalaman kejatuhan Lehman Brothers tahun 2008.

"Bagaimana dampaknya terhadap keuangan Indonesia? Kalau melihat pengalaman kejatuhan Lehman Brothers tahun 2008, dampaknya tidak akan signifikan terhadap keuangan Indonesia," tegas Iskandar kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/3/2023).

Jatuhnya SVB terutama disebabkan bank tersebut memberikan kredit kepada pedagang kripto, venture capital, dan start up company.

Sementara di sisi liability kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) yang agresif mencapai 4,5% menambah beban bank tersebut. Sedangkan pada sisi aset saham technology dan berbasis teknologi anjlok.

Adapun, Iskandar menegaskan hubungan transaksi keuangan, seperti pembiayaan berbasis financial technology (fintech) SVB terhadap lembaga keuangan di Indonesia sangat kecil atau tidak signifikan.

Kendati dampaknya tidak signifikan, kata Iskandar, otoritas keuangan di Indonesia tetap harus waspada. Pasalnya, jangka pendek capital inflows atau aliran modal asing ke tanah air akan terbatas.

"Walaupun tidak signifikan dampak langsungnya, namun yang perlu diantisipasi KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) dan lembaga keuangan Indonesia adalah tetap waspada," kata Iskandar.

"Karena dalam jangka pendek, capital inflow dari luar negeri menjadi terbatas karena precautionary motives dari investors atau fund managers dan tingginya suku bunga global," lanjutnya.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai dampaknya ke Indonesia bisa terjadi kepada tiga sisi, yakni spill over ke antar sektor keuangan, antara start-up AS dan Indonesia, serta volatilitas nilai tukar dan bonds market. Namun sangat kecil dampaknya hal itu bisa terjadi.

"Dari sisi ini, Indonesia memiliki keterkaitan yang kecil dengan bank-bank yang memiliki masalah tersebut. Tingkat capital juga relatif tinggi untuk mengcover risiko likuiditas dan tingkat likuiditas perbankan Indonesia relatif ample," jelas Andry.

"Satu lagi, regulator akan langsung bertindak cepat memitigasi dampak dari risiko volatilitas ini," kata Andry lagi.

Sekali lagi, dia menegaskan Indonesia memiliki risiko kecil untuk terdampak secara signifikan.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jatuhnya Silicon Valley Bank, Berawal Dari Panggilan Telepon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular