IHSG Koreksi Tipis, Masih Efek Silicon Valley Bank?

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
Senin, 13/03/2023 11:54 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (13/3/23) ditutup terkoreksi tipis 0,05% di level 6.752,21.

Perdagangan menunjukkan sebanyak 354 saham turun, hanya 171 saham naik dan 219 lainnya tidak berubah.

Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 10,25 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 787 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,44 triliun.


IHSG melemah diseret mayoritas saham-saham raksasa yang juga merosot. Berdasarkan perubahan harganya, Chandra Asri Petrochemical ambles 5,08% disusul Indocement Tunggal Prakarsa melorot 3,27%. Sementara Media Nusantara terkoreksi 3,10%, Timah turun 2,62% dan Gudang Garam turun 2,58%.

Selain itu, mayoritas bank dengan kapitalisasi raksasa juga terseret ke zona merah terimbas kebangkrutan Silicon Valley. Bank Negara Indonesia turun 1,11%, Bank Mandiri melemah 0,72% dan Bank Rakyat Indonesia melandai 0,41%.

Koreksinya mayoritas saham perbankan terjadi di tengah lesunya saham-saham perbankan di global, setelah adanya krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS).

Kolapsnya SVB membuat pelaku pasar kembali mengingat krisis yang terjadi pada 2008-2009, karena hal tersebut bisa dapat terjadi kembali pada tahun ini.

Namun, ada kecenderungan bahwa perbankan di RI masih cukup kuat untuk menahan sentimen negatif karena didukung oleh kinerjanya yang cenderung positif, meski perbankan global sedang lesu.

Selain karena krisis yang terjadi di SVB, investor yang masih cenderung wait and see juga menjadi penyebab saham-saham bank di RI cenderung lesu.

Investor menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada Kamis pekan ini. Adapun RDG BI tersebut akan dilaksanakan mulai Rabu hingga Kamis pekan ini. BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%.

Selain BI, investor juga menanti rilis data ekonomi penting di global, terutama di AS. Adapun data ekonomi penting dari AS yang akan dirilis pada pekan ini yakni data inflasi periode Februari 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(Muhammad Azwar/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?