
Pemulihan Negara Maju Bikin Ekonomi Global Galau, Kok bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemulihan aktivitas ekonomi negara maju tidak selalu menjadi sinyal positif bagi dunia, terutama negara berkembang. Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Steven Satya Yudha mengungkapkan pemulihan negara maju dalam satu bulan terakhir justru memberikan 'kegalauan' pada ekonomi dunia.
Pulihnya aktivitas ekonomi negara maju dinilai berdampak pada inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi.
"Narasi berubah dari semula soft landing, menjadi no landing. Seperti pesawat yang akan mendarat mulus, tapi ada turbulensi. Aktivitas negara maju mulai pulih dengan cepat dan ini ada positif dan negatif," kata Steven dalam BNI Emerald Market Outlook, Kamis (9/3/2023).
Positifnya, negara maju bisa segera keluar dari resesi, tetapi jika terlalu cepat maka akan memacu inflasi tinggi. Steven mengatakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menghadapi 'perang' yang sulit dengan 'no landing scenario'.
Dia menilai inflasi AS sulit mengalami penurunan karena pasar tenaga kerja masih kuat dan terjadi kekurangan, hingga upah naik terus menerus.
"Di AS ini jadi masalah dan kekurangan tenaga kerja produktif, dan inflasi lebih struktural dari sebelumnya, pasar tenaga kerja tidak seperti ini jika suku bunga terus naik," ujarnya.
Kekurangan tenaga kerja menurutnya dipicu karena pandemi Covid-19, yang membuat pekerja usia produktif lay off. Hal ini membuat terjadi pergeseran menjadi wiraswasta, trader, hingga investor kripto, sehingga enggan kembali ke dunia kerja konvensional.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BNI Optimistis Ekonomi RI Tangguh di 2023, Ini Buktinya
