Efek Powell Mereda, Rupiah Akhirnya Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia -Nilai mata uang rupiah akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Melansir data Refinitiv,, rupiah ditutup di posisi Rp 15.420/US$1. Rupiah menguat tipis 0,06%.
Penguatan ini memutus tren negatif rupiah yang melemah dalam dua hari sebelumnya. Pada Selasa dan Rabu (7-8/3/2023), rupiah ambruk 0,92%.
Rupiah melemah dalam dua hari sebelumnya karena pelaku pasar khawatir dengan kemungkinan bank sentral AS (The Fed) yang akan tetap agresif.
Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari kedua testimoni kepada Kongres, menegaskan kembali jika The Fed tidak ragu untuk kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dalam periode yang lebih lama untuk mengendalikan inflasi.
Kendati demikian, dia mengatakan semua kebijakan akan bergantung pada data ekonomi yang keluar sebelum pertemuan Fed berikutnya dalam dua minggu ke depan yakni pada 22 Maret 2023.
Data ekonomi AS masih menunjukkan jika ekonomi mereka masih kencang. Hal ini dibuktikan dengan inflasi AS yang masih menembus 6,4% (year on year/yoy) pada Januari 2023.
Sejumlah analis memperkirakan dolar AS akan bergejolak pada paruh pertama tahun 2023, yang pada gilirannya akan memacu ketidakpastian bagi mata uang negara berkembang Asia termasuk rupiah.
Namun, stabilitas dolar diharapkan sudah terjadi menjelang paruh kedua tahun ini sehingga bisa meningkatkan prospek mata uang negara lain, termasuk Asia.
Di dalam negeri, Bank Indonesia tak tinggal diam untuk menjaga stabilitas rupiah. Edi Susanto, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, memaparkan bahwa BI tetap mengawal rupiah dengan tetap masuk pasar di pasar spot maupun Derivatives Non Deliverable Forward (DNDF), untuk memastikan supply-demand valas berjalan dengan baik.
"Alhamdulillah di sesi siang sampai sore tekanan melambat dan supply-demand di pasar berfungsi dengan baik kembali," ungkap Edi kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/3/2023).
Di sisi lain, di global Investor sedang menunggu laporan pekerjaan AS bulan Februari yang akan dirilis pada hari Jumat untuk isyarat berikutnya tentang kelanjutan gerak suku bunga.
Sebagian besar mata uang Asia diperdagangkan beragam pada hari Kamis, dengan baht Thailand memimpin penurunan, setelah aksi jual besar-besaran pada hari ini.
Baht Thailand dan yuan China masing-masing turun 0,2%, sedangkan ringgit Malaysia, won Korea Selatan dan rupiah Indonesia sebagian besar cenderung datar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Ambles! Rupiah Tembus Rp 15.700/USD
(mae/mae)