Sabda Powell Sakti Buat Minyak Tunduk, Harganya Jatuh 3%!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 March 2023 11:20
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia turun terpantau turun pada perdagangan pagi hari ini menuju pelemahan selama tiga hari beruntun.

Mengutip data Refinitiv, pada perdagangan Kamis (9/3/2023) pukul 09.30 harga minyak mentah jenis Brent tercatat US$82,66 per barel. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun tipis 0,03% ke US$76,64 per barel.

Kinerja mingguan dua acuan minyak mentah dunia masing-masing ambles 3,69% dan 3,82% dipengaruhi oleh potensi bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang masih hawkish.

Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) mungkin perlu naik lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dari yang diharapkan sebelumnya.

Sinyal suram oleh Powell dipengaruhi olehsejumlah data ekonomi AS terlihat masih solid, khususnya pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah yang dapat memperberat langkah bank sentral untuk mendinginkan inflasi.

Saat ini banyak dari investor yang mulai ketar-ketair terkait potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih besar pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya.

"Walaupun inflasi moderat beberapa bulan terakhir, proses untuk menurunkan inflasi kembali ke 2%, masih merupakan perjalanan jauh. Dan ini sepertinya masih akan bergelombang", ucap Powell.

Mengutip Fedwatch, pasar melihat akan ada kenaikan sebesar 50 basis poin (bp) pada pertemuan akhir bulan ini. Hal ini memberi beban bagi laju harga minyak.

Suku bunga acuan yang terus akan naik membuat risiko resesi semakin besar dan akan menyurutkan permintaan minyak dunia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(ras/ras) Next Article China Bikin Kejutan, Harga Minyak Nanjak Hampir 2%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular