Pendapatan Premi Asuransi Rp192 T, Nasabah 'Kaya' Makin Dikit

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
08 March 2023 16:15
Asuransi
Foto: Infografis, Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun 2022, pendapatan premi asuransi jiwa tercatat sebesar Rp192,08 triliun. Jumlah ini menurun 5,3% dibanding tahun sebelumnya. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan bahwa penurunan ini juga mengakibatkan penurunan penetrasi asuransi jiwa terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 1% sepanjang tahun 2022. Jumlah ini juga menurun dibanding tahun 2021 yang sebesar 1,2%.

Padahal, total tertanggung dari industri asuransi jiwa sebesar 85,01 juta orang sepanjang tahun 2022, meningkat 19,81 juta orang atau setara dengan 30,4% dibandingkan dengan tahun 2021. Hal ini mengindikasikan bahwa jangkauan asuransi jiwa sudah lebih luas.

"Adanya pertumbuhan pada total tertanggung namun masih tertahannya pendapatan premi mengindikasikan bahwa target market industri asuransi jiwa sudah semakin luas dan dapat dikatakan bahwa produk asuransi yang dipasarkan oleh industri asuransi jiwa sudah lebih menyasar kepada kalangan masyarakat menengah ke bawah middle to low," papar Ketua Dewan Pengawas AAJI Budi Tampubolon saat konferensi pers di Rumah AAJI, Selasa (8/3/2023).

Hal ini menunjukkan bertambahnya kesadaran warga kelas menengah ke bawah atas perlindungan asuransi jiwa. Namun dengan nilai premi atau uang pertanggungan yang relatif lebih kecil.

Budi menilai hal ini menjadi catatan positif bagi industri asuransi jiwa dan menjadi peluang bagi praktisi industri asuransi jiwa untuk terus mengembangkan lebih banyak lagi produk serta layanan keuangan dengan jangkauan yang lebih luas.

Terlebih, 51,5% total pendapatan premi berasal dari premi reguler (reguler premium) sementara 48,5% lainnya berasal dari premi tunggal (single premium). Lebih banyaknya masyarakat yang membayar premi secara reguler disebut Budi sebagai sinyal yang baik bagi keberlanjutan bisnis asuransi jiwa.

"Asosiasi melihat semakin banyak yang memasarkan reguler premium. Logikanya yang diakses dan dilayani itu semakin banyak masyarakat di segmen menengah ke bawah. Sementara yang membayar single premium itu yang menengah ke atas. Dengan kata lain, semakin banyak jumlah tertanggung karena ternyata yang diraih yang menengah ke bawah," ujarnya.


(Zefanya Aprilia/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asuransi Premi Tunggal 'Ditinggalkan', Bos AAJI Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular