
PMI Melambat dan Inflasi Diramal Naik, Rupiah Apa Kabar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,13% melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin. Pada perdagangan Rabu (1/3/2023), ada risiko rupiah kembali melemah melihat data aktivitas manufaktur yang sedikit melambat, serta inflasi diprediksi naik lagi.
S&P Global hari ini melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Februari sebesar 51,2. Meski masih berekspansi (angkat di atas 50) tetapi menurun dari bulan sebelumnya 51,3.
Sementara itu inflasi Februari akan dilaporkan menjelang tengah hari nanti. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi Februari 2023 naik menjadi 5,40% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya sebesar 5,28%.
Secara teknikal, rupiah masih jauh di atas Rp 15.090/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga bergerak di atas rerata pergerakan 200 hari (moving average 200/MA 200), yang memberikan tekanan lebih besar. Pelemahan Mata Uang Garuda saat ini masih tertahan oleh MA 100.
Resisten terdekat berada di kisaran Rp 15.270/US$ - Rp 15.280/US$. Jika Ditembus, ada risiko rupiah merosot ke Rp 15.400/US$ - Rp 15.450/US$ di pekan ini.
Indikator Stochastic pada grafik harian kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Dengan stochastic berada di wilayah overbought, ruang penguatan rupiah tentunya lebih besar.
Support berada di kisaran Rp 15.230/US$, jika dilewati rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.200/US$.
Support selanjutnya berada di kisaran Rp 15.150/US$ - Rp 15.130/US$.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
