Economic Outlook 2023
Jangan Pelit! Warga RI Diminta Belanja di 3000 Event 2023

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia akan menggelar setidaknya 3.000 event pada tahun ini. Ribuan event tersebut diharapkan akan menggerakkan ekonomi Indonesia.
"Ada tiga ribu event yang ini bisa jadi stimulus perputaran ekonomi kita. Tentu (ada) investasi dan daya beli," tutur Menteri BUMN Erick Thohir pada acara Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" CNBC Indonesia di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Erick menambahkan event tersebut akan menarik investasi, baik di Jawa ataupun luar Jawa.
Sebagai catatan, event-event besar yang telah dan akan digelar di Indonesia di antaranya F1 Powerboat di Danau Toba, Sumatera Utara pada 24-26 Februari lalu.
Event lain adalah MotoGP Mandalika, Lombok, pada 14-15 Oktober 2023, Piala Dunia U-20 FIFA 2023 pada Mei-Juni 2023, dan Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023. Indonesia juga akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN.
Dengan begitu banyaknya event yang terselenggara, Erick berharap tidak ada lagi persoalan izin atau keterlambatan izin. Menurutnya, percepatan izin akan sangat menentukan kesuksesan event sekaligus ketertarikan masyarakat mengikuti event.
Pernyataan Erick ini datang setelah Presiden Joko Widodo menyampaikan hal yang sama.
Pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai khawatir dengan sikap masyarakat yang memilih untuk menahan belanja dan menyimpan uang di perbankan. Presiden pun meminta semua pihak untuk mendorong masyarakat semakin gemar belanja.
Jokowi menjelaskan belanja masyarakat saat ini sangat diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Rumusnya justru kita mendorong masyarakat untuk belanja. Bukan hemat sekarang ini karena kita membuat agar pertumbuhan ekonomi terjaga kalau bisa naik," tutur Jokowi, saat memberikan pengarahan kepada Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Balikpapan, Kamis (23/2/2023).
Seperti diketahui, konsumsi masyarakat berkontribusi sekitar 53-56% terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) justru menunjukkan pertumbuhan konsumsi masih lesu.
Sebaliknya, simpanan masyarakat di perbankan menggunung.
Jokowi mengingatkan belanja masyarakat tidak hanya makan dan minum tetapi juga menonton konser hingga membeli baju.
Dia berharap pihak berwenang mempermudah dan mempercepat izin konser atau event lain sehingga penarikan dana dari bank ke konsumsi semakin lancar.
"(Simpanan di bank) Dibelanjakan ngga papa. Untuk nonton konser, nonton bola. Biar masyarakat spending. Untuk makan di warung atau PKL," imbuhnya.
Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memang mencatat ada kenaikan cukup signifikan pada simpanan masyarakat di bank sejak pandemi.
Per Desember 2022, simpanan di bank mencapai Rp 8.202,92 triliun. Angka tersebut meningkat RP 656,55 triliun atau 8,7% dibandingkan setahun sebelumnya.
[Gambas:Video CNBC]
4 Negara Ini Aman Dari Resesi di 2023, Termasuk RI?
(mae/mae)