Asal Gak Aneh-Aneh, IHSG Bisa 'Full Senyum' Nih Hari Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di 6.866,38 atau terapresiasi 0,39% secara harian pada perdagangan sesi I hari ini (24/2/2023). IHSG melanjutkan momentum rebound kemarin.
Sejak dibuka IHSG konsisten bergerak di wilayah positif dan bahkan menyentuh level tertinggi di 6.880,31. Perdagangan menunjukkan sebanyak 276 saham naik, 206 saham turun dan 222 lainnya tidak berubah.
Sebanyak 8,07 miliar saham diperdagangkan dan berpindah tangan sebanyak 580 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,88 triliun. Transaksi sesi I kali ini cenderung sepi dibanding rata-rata transaksi harian IHSG.
Mayoritas saham blue chip menguat. BFI Finanace menguat 3%, Tower Bersama Infrastructure menguat 2,40% dan PP (Persero) naik 2,34%. Berikutnya, Bukit asam terapresiasi 1,97% pun Gudang Garang 1,87%.
Salah satu sentimen baik datang dari kinerja bursa acuan Amerika Serikat (AS) yang ditutup bergairah semalam. Pada perdagangan Kamis (23/2/2023) indeks Dow Jones ditutup menguat 0,33% menjadi 33.163,91.
Sementara, indeks S&P500 naik 0,53% menjadi 4.012,32 dan indeks Nasdaq ditutup di 11.590,4. Naik 0,72%.
The Fed jadi sorotan investasi akhir-akhir ini karena inflasi yang masih di atas target 2%. Pasar tenaga kerja yang sangat ketat jadi penyebabnya, yang terus meningkatkan upah dan harga.
AS berhasil menyerap 517.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian, dan tingkat pengangguran turun ke 3,4% (terendah sejak 1969). Namun, rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% YoY.
Klaim awal pengangguran turun menjadi 192.000, tetapi dalam kondisi perang lawan inflasi, itu menjadi berita buruk karena pasar tenaga kerja yang kuat artinya inflasi sulit turun.
PCE juga turun menjadi 3,7% qoq, tapi masih di atas ekspektasi pasar. PCE menjadi indikator bagi The Fed dalam menentukan sikap moneternya.
Dari dalam negeri, investor asing mencatat jual bersih sebesar Rp240,84 miliar di pasar reguler Indonesia sepanjang tahun 2023, dan IHSG turun 0,16% ytd. Asing melakukan aksi jual bersih selama 5 hari beruntun di Februari.
Ada 2 alasan asing keluar dari pasar saham Indonesia, yaitu valuasi pasar saham yang dinilai sudah premium dan risiko resesi global yang menghantui pasar keuangan.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, juga membeberkan bahwa Investor asing masih menahan investasi ke Indonesia sehingga inflow agak seret. Tapi pasar obligasi Indonesia mencatat inflow sebesar Rp43,9 triliun hingga 20 Februari 2023.
Analisis Teknikal
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk mencari resistance dan support terdekat. Digunakan pula indikator Fibonacci Retracement untuk menemukan support dan resistance selanjutnya.
Dibuka dengan candle hijau, dan satu candle merah di tengah perdagangan, IHSG membentuk inverted hammer berwarna hijau pada penutupan sesi I. Candle inverted hammer mengindikasin pembalikan arah.
Sepanjang sesi I, IHSG mencoba menguji resistance harian berupa area Fibonacci 61,8% (6.887), tetapi tertahan di level tertinggi harian 6.880.
Pada sesi II, IHSG berpeluang menguji sekali lagi resistance Fibonacci tersebt sebelum menentukan arah selanjutnya.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yaituRelative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI ditutup mendatar di 54,61, terbilang netral untuk melihat arah IHSG ke depan.
Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal usai membentuk golden cross (sinyal penguatan) pada Kamis pukul 14.00 WIB kemarin.
Namun, MACD masih berada di area negatif.
Di sisi lain histogram MACD kembali di area positif sejak sejam sebelum penutupan Kamis kemarin. Ini menjadi salah satu indikator yang baik untuk IHSG saat ini.
Di sesi II, dengan tetap memerhatikan volatilitas big cap yang sering terjadi akhir-akhir ini, IHSG berpeluang ditutup di zona hijau dengan resistance terdekat di 6.887 dan support terdekat di 6.850 berupa Fibo 38,2% (sempat diuji pada sesi I tadi).
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(trp/trp)