Cuaca Boleh Mendung, Tapi IHSG Tak Terbendung

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
24 February 2023 11:47
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (24/2/23) berakhir di 6.866,38 atau terapresiasi 0,39% secara harian.

Sejak dibuka IHSG konsisten bergerak di wilayah positif dan bahkan menyentuh level tertinggi di 6.880,31. Perdagangan menunjukkan sebanyak 276 saham naik, 206 saham turun dan 222 lainnya tidak berubah.

Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 8,07 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 580 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,88 triliun. Transaksi sesi I kali ini cenderung sepi dibanding rata-rata transaksi harian IHSG

Mayoritas saham blue chip menguat. BFI Finanace menguat 3%, Tower Bersama Infrastructure menguat 2,40% dan PP (Persero) naik 2,34%. Berikutnya, Bukit asam terapresiasi 1,97% pun Gudang Garang 1,87%.

Salah satu sentimen baik datang dari kinerja bursa acuan Amerika Serikat (AS) yang ditutup bergairah semalam. Pada perdagangan Kamis (23/2/2023) indeks Dow Jones ditutup menguat 0,33% menjadi 33.163,91. Sementara indeks S&P500 naik 0,53% menjadi 4.012,32 dan indeks Nasdaq ditutup di 11.590,4. Naik 0,72%.

The Fed jadi sorotan investasi akhir-akhir ini karena inflasi yang masih di atas target 2%. Pasar tenaga kerja yang sangat ketat jadi penyebabnya, yang terus meningkatkan upah dan harga.

AS berhasil menyerap 517.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian, dan tingkat pengangguran turun ke 3,4% (terendah sejak 1969). Namun, rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% YoY.

Klaim awal pengangguran turun menjadi 192.000, tetapi dalam kondisi perang lawan inflasi, itu menjadi berita buruk karena pasar tenaga kerja yang kuat artinya inflasi sulit turun.

PCE juga turun menjadi 3,7% qoq, tapi masih di atas ekspektasi pasar. PCE menjadi indikator bagi The Fed dalam menentukan sikap moneternya.

Dari dalam negeri, investor asing mencatat jual bersih sebesar Rp240,84 miliar di pasar reguler Indonesia sepanjang tahun 2023, dan IHSG turun 0,16% ytd. Asing melakukan aksi jual bersih selama 5 hari beruntun di Februari.

Ada 2 alasan asing keluar dari pasar saham Indonesia, yaitu valuasi pasar saham yang dinilai sudah premium dan risiko resesi global yang menghantui pasar keuangan.

Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, juga membeberkan bahwa Investor asing masih menahan investasi ke Indonesia sehingga inflow agak seret. Tapi pasar obligasi Indonesia mencatat inflow sebesar Rp43,9 triliun hingga 20 Februari 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular