Harga Batu Bara Terbang 10%, Minyak Mentah Malah Jeblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia tergelincir lebih dari 1% karena kekhawatiran terus-menerus tentang pertumbuhan ekonomi global melebihi sentimen positif dari pembatasan pasokan dan mendorong investor untuk mengambil untung dari kenaikan hari sebelumnya. Hal yang berbeda terjadi pada batu bara, harganya melesat nyaris 10%.
Mengutip data Refinitiv acuan minyak mentah global Brent turun 1,2% menjadi ditutup di US$83,05 per barel. Sementara jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$76,16 per barel, turun tipis 0,2% dari posisi kemarin.
Fokus para pelaku pasar tertuju pada rilis risalah pertemuan terbaru Federal Reserve AS setelah data ekonomi terbaru meningkatkan risiko suku bunga tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Pergerakan harga hari ini "tampaknya lebih bersifat teknis," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group. "Kami tampaknya memudar pada kekhawatiran lama yang sama bahwa dolar akan menjadi kuat dan tentang situasi suku bunga."
Stok minyak mentah AS telah tumbuh setiap minggu selama sekitar dua bulan, dan diperkirakan dalam konsensus yang dihimpun Reuters telah meningkat 1,2 juta barel pekan lalu. Namun, tanda-tanda pasokan yang lebih ketat memberi dukungan pada harga sehingga tidak jatuh lebih dalam.
Di sisi lain, Rusia berencana untuk memangkas produksi minyak mentah hingga 500.000 barel per hari, atau sekitar 5% dari produksinya, pada Maret setelah Negara Barat memberlakukan pembatasan harga minyak Rusia dan produk minyak selama konflik bersenjata dengan Ukraina.
Pemotongan yang diumumkan bulan ini, sementara hanya akan berlaku untuk produksi Maret, kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.
Rusia adalah bagian dari grup OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang sepakat pada Oktober untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari hingga akhir 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Harga Minyak Naik 1%, Resesi Gak Jadi?
(ras/ras)