Kenaikan IHSG Cuma PHP, Balik Arah di Akhir Sesi I Hari Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (21/2/23) berbalik arah dan ditutup di 6.888,21 atau terkoreksi 0,09% secara harian.
Di awal perdagangan, IHSG sempat dibuka menguat dan bahkan menyentuh titik tertinggi di level 6923.67. Perdagangan menunjukkan sebanyak 255 saham turun, 231 saham naik dan 226 lainnya tidak berubah.
Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 11,26 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 638 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,1 triliun.
Mayoritas saham blue chip terparkir di zona merah. Adaro Energy melemah 1,72%, Wijaya Karya melorot 1,48% dan Tower Bersama jatuh 1,38%. Berikutnya, Indofood Sukses Makmur turun 1,13% sementara BFI Finance melandai 1,10%.
Pasar saham Indonesia masih diwarnai ketidakpastian, terutama yang berasal dari luar negeri. AS baru saja merilis data manufaktur yang menunjukkan kinerja industri yang membaik, serta angka pengangguran yang menurun.
Namun, kabar baik ini justru membuat para investor gelisah karena dianggap akan memicu kenaikan suku bunga guna menekan inflasi. Goldman Sachs dan Bank of America memprediksi bahwa suku bunga masih akan naik tiga kali lagi pada Maret, Mei, dan Juni.
Jika prediksi ini benar, maka indeks Wall Street bisa terguncang dan menyebabkan penurunan hingga 6% pada Maret. Hal ini juga berdampak pada indeks pasar ekuitas di Indonesia, karena indeks AS adalah acuan dunia.
Dari dalam negeri, Indonesia mencatat surplus neraca pembayaran besar, namun investor tidak tertarik karena sebagian besar valuta asing masih di luar negeri. Bank Indonesia melaporkan bahwa surplus transaksi berjalan pada tahun 2022 naik signifikan mencapai 13,2 miliar dolar AS.
Transaksi berjalan pada triwulan IV mencatat surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS, namun capaian surplus triwulan sebelumnya sedikit melambat. Seluruhnya, neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2022 mencatat surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS.
Investor masih menantikan langkah konkret dari pemerintah Indonesia untuk menarik valuta asing yang terparkir di luar negeri.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(RCI/dhf)