Bos BSI Pede Perbankan Syariah Tangguh Hadapi Resesi

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
16 February 2023 17:06
Hery Gunardi Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023 hari ke 2 pada (16/2/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Hery Gunardi Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023 hari ke 2 pada (16/2/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Hery Gunadi optimistis perbankan syariah mampu menghadapi tantangan resesi di 2023. Bahkan, menurutnya, perbankan syariah dapat mengalami pertumbuhan di atas rata-rata perbankan nasional.

Hal ini mengacu pada pencapaian di 2022, dimana perbankan syariah, khususnya BSI mencatat pertumbuhan kinerja yang menggembirakan. Per Oktober, BSI mencatat pertumbuhan aset mencapai 14,52% atau mencapai Rp 360 triliun secara year-on-year.

"Hal ini menunjukkan perbankan syariah memiliki daya tahan dan juga resilience. Kita lihat syariah ini bank yang memiliki daya tahan kuat di tengah dinamika perekonomian 2022," dia BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023, Kamis (16/2/2023).

Hery pun mengakui bahwa 2023 memang menjadi salah satu tahun yang menantang, karena adanya dinamika dan ketidakpastian global. Antara lain angka inflasi yang masih relatif tinggi, resesi, dan harga komoditas energi yang belum stabil.

Hal tersebut juga diungkapkan Komisaris Utama Bank Mandiri M Chatib Basri. Menurutnya, kondisi ketidakpastian tersebut dapat berdampak ke industri perbankan. Sehingga perbankan perlu menjaga nilai cost of fund-nya dan hal ini bisa dilakukan perbankan syariah.

"Di sini saya kira keunggulan perbankan syariah karena dua alasan. Satu struktur produk dan kedua religious believe yang memungkinkan struktur cost of fund relatif murah," papar Chatib.

Adapun selain itu, potensi lain yang bisa dimanfaatkan BSI adalah ceruk pasar yakni jumlah populasi muslim di Indonesia yang termasuk terbesar.

Menurut dia, hal ini menjadi peluang mengingat penetrasi perbankan syariah di Indonesia masih relatif kecil, yakni hanya sekitar 6%.

"Saya ingin mengatakan bahwa 2023 bukan tahun yang mudah. Saya lihat potensi daya beli, konsumsi turun. Tapi kalau melihat ceruk pasar, itu segmennya di situ. Saya kita itu keunggulan BSI. Saya yakin BSI bisa melihat potensi tersebut," tegas dia.

Mengenai ceruk pasar perbankan syariah, Chairman CT Corp Chairul Tanjung juga mengungkapkan bahwa keuangan syariah di Indonesia masih belum tumbuh dan berkembang sebagaimana banyak di negara tetangga Indonesia seperti Malaysia. Oleh karena itu, dia berharap perbankan syariah di Indonesia dapat berkembang, bahkan di dunia.

"Sebagai negara dengan mayoritas penduduk yang muslim, tentu harus punya bank syariah yang kuat, bank syariah yang besar, dan tentu saya sangat senang bahwa BSI sudah mulai memperlihatkan jejak untuk menjadi bank syariah salah satu yang terbesar," kata dia.

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luncurkan RDN Online, BSI Dorong Pertumbuhan Investor Syariah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular