
BI Setop Naikkan Suku Bunga Tapi AS Masih Lanjut, RI Aman?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) jelas mengatakan tidak butuh kenaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke depan. Sekalipun bank sentral AS Federal Reserve (the Fed) masih berpotensi menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1-2 kali.
"Bagaimana BI menyikapi? oleh karena itu dampak dari Fed itu kita sikapi dengan upaya kita kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk menjaga imported inflation tidak berdampak dalam negeri," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2023).
Selanjutnya adalah twist operation, operasi moneter dengan menjual surat berharga negara (SBN) jangka pendek agar yield menjadi lebih menarik.
"Twist operation penjualan SBN jangka pendek agar yield SBN jangan pendek itu tetap menarik bagi masuknya investasi portofolio khususnya dan itu mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah," terangnya.
Langkah lainnya adalah dengan implementasi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) pada 1 Maret 2023. Adapun, jangka term deposit valas yang ditawarkan tenor 1 tahun, 3 tahun dan 6 bulan. Perry pun berjanji pemberian suku bunga TD Valas DHE akan dilakukan secara kompetitif mengacu pada suku bunga valas counterparty BI di luar negeri dengan besaran tiering suku bunga yang semakin besar untuk penempatan yang besar.
"BI punya account tetap di luar negeri akan kompetitif, tentunya semakin panjang suku bunganya akan semakin kompetitif tapi semakin jumlahnya besar suku bunganya juga semakin kompetitif," pungkasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%