Harga Minyak Jeblok Lagi, Tanda "Gelapnya" Dunia Belum Sirna
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah merosot Selasa kemarin dan berlanjut lagi pada perdagangan Rabu (15/2/2023) pagi. Para pelaku pasar yang melihat ancaman "gelapnya" ekonomi dunia kembali muncul membuat minyak mentah tertekan.
Melansir data Refinitiv, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kemarin jeblok 1,35% sementara jenis Brent 1,2%. Pagi ini, WTI kembali turun 0,47% ke US$ 78,68/barel, perdagangan Brent belum dibuka.
Harga minyak mentah bisa menjadi salah satu indikator kesehatan ekonomi dunia. Saat harga naik, artinya pelaku pasar melihat perekonomian ke depannya akan tumbuh kuat, begitu juga sebaliknya.
Inflasi di Amerika Serikat menjadi penyebab pasar kembali pesimistis. Pada Januari infasi dilaporkan tumbuh 6,4% year-on-year (yoy), turun dari bulan sebelumnya 6,5%. Tetapi, rilis tersebut lebih tinggi dari ekspektasi 6,2% (yoy).
Artinya, inflasi di Amerika Serikat masih sulit untuk turun. Pasar melihat bank sentral AS (The Fed) akan kembali agresif menaikkan suku bunga acuannya.
Sebelumnya, pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga satu kali lagi pada Maret. Data terbaru dari perangkat FedWatch milik CME Group menunjukkan pasar melihat Jerome Powell dkk akan menaikkan suku bunga 3 kali lagi hingga menjadi 5,25% - 5,5%.
Artinya, ekspektasi tersebut lebih tinggi dari proyeksi The Fed 5% - 5,25%. Bukan tanpa alasan, Powell yang merupakan ketua The Fed sebelumya menyatakan suku bunga bisa lebih tinggi dari proyeksi jika inflasi kembali naik.
"Kenyataannya kami bertindak berdasarkan data. Jadi jika kita terus melihat data, misalnya pasar tenaga kerja yang kuat atau inflasi yang kembali meninggi, itu akan membuat kami kembali menaikkan suku bunga dan bisa saja lebih tinggi dari yang diprediksi sebelumnya," ujar Powell, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (8/2/2023).
Semakin tinggi suku bunga, maka risiko resesi di Amerika Serikat akan semakin meningkat, dan dunia berisiko terserat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(pap/pap)